Bamgka Belitung, Kompas86.id, Karbon aktif, yang sering dikenal sebagai arang aktif, memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai sektor industri dan proses filtrasi air. Kemampuannya dalam menyerap zat-zat atau mineral yang mencemari air, serta kegunaannya dalam berbagai aplikasi industri, menjadikan karbon aktif sebagai komoditas yang bernilai tinggi. Rabu (7/8/2024).
Karbon aktif memiliki kemampuan unik untuk menyerap bau, warna, klorin, dan mineral lainnya, sehingga menghasilkan air yang lebih segar.
Di sektor industri, karbon aktif digunakan sebagai pemurni larutan dalam industri gula, minuman alkohol, bahan kimia, dan farmasi.
Selain itu, karbon aktif berfungsi sebagai penyerap gas beracun, penghilang bau, penyerap emisi uap bahan bakar pada otomotif, dan filter rokok.
Melihat potensi besar karbon aktif, Erzaldi Rosman Djohan, seorang tokoh terkemuka di Bangka Belitung, mendorong pengembangan teknologi pengolahan karbon aktif di provinsi tersebut.
Menurut Erzaldi, potensi dan ketersediaan bahan baku karbon aktif di Bangka Belitung sangat besar, mencakup limbah pertanian, limbah perkebunan, limbah kayu, limbah peternakan, dan limbah pertambangan timah.
“Pengolahan karbon aktif dapat dilakukan secara kimia dan fisika. Karbon aktif adalah arang yang telah mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan kimianya. Proses pengolahan ini menggunakan bahan-bahan kimia atau pemanasan pada temperatur tinggi,” jelas Erzaldi, yang juga Ketua DPD Partai Gerindra Babel.
Erzaldi, yang pernah menjabat sebagai Gubernur Babel, menambahkan bahwa selain bermanfaat untuk industri, karbon aktif juga dapat digunakan sebagai adsorben.
Ini berarti karbon aktif dapat menyerap logam berat pada obat dan makanan, pada minuman keras, kimia perminyakan, budidaya udang, industri gula, pemurnian gas, katalisator, dan pengolahan pupuk.
Untuk merealisasikan pengelolaan karbon aktif di Bangka Belitung, Erzaldi menekankan pentingnya kerjasama dari berbagai pihak terkait.
Menurutnya, pengelolaan karbon aktif bukanlah tugas yang mudah karena memerlukan kemampuan penguasaan teknologi proses agar produk yang dihasilkan berkualitas tinggi.
“Karbon aktif dapat dibuat dari limbah peternakan, tumbuh-tumbuhan, limbah mineral, dan limbah kayu yang mengandung karbon. Pengolahannya pun dapat dilakukan secara kimia maupun fisika,” tambahnya.
Erzaldi juga menyoroti dampak positif yang akan dihasilkan dari pengembangan industri karbon aktif di Bangka Belitung. Pengembangan ini tidak hanya bermanfaat bagi industri, tetapi juga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menciptakan lapangan kerja.
“Pengembangan industri karbon aktif di Bangka Belitung akan memberikan dampak positif bagi kepentingan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan, dan menyerap tenaga kerja,” tegas Erzaldi.
Untuk mewujudkan visi ini, Erzaldi menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan pelaku industri.
Menurutnya, sinergi antara berbagai pihak akan mempercepat pengembangan teknologi pengolahan karbon aktif di Bangka Belitung.
“Saya berharap semua pihak dapat berkontribusi dalam pengembangan teknologi ini. Akademisi dapat melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengoptimalkan proses pengolahan, sementara pelaku industri dapat berinvestasi dalam teknologi tersebut. Pemerintah, di sisi lain, perlu memberikan dukungan regulasi dan insentif yang diperlukan,” jelasnya.
Erzaldi juga mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap limbah yang dapat dijadikan bahan baku karbon aktif.
Menurutnya, kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan limbah akan sangat membantu dalam pengembangan industri karbon aktif.
“Limbah pertanian, perkebunan, peternakan, dan pertambangan timah yang kita miliki adalah sumber daya yang sangat berharga. Dengan mengolahnya menjadi karbon aktif, kita tidak hanya mengurangi dampak negatif limbah terhadap lingkungan, tetapi juga menciptakan nilai ekonomi yang tinggi,” katanya.
Melalui inisiatif ini, Erzaldi berharap Bangka Belitung dapat menjadi pionir dalam pengembangan teknologi pengolahan karbon aktif di Indonesia.
Menurutnya, dengan potensi yang dimiliki, provinsi ini memiliki kesempatan besar untuk menjadi pusat produksi karbon aktif yang berkualitas tinggi.
“Bangka Belitung memiliki semua yang diperlukan untuk menjadi pusat produksi karbon aktif di Indonesia. Dengan kerjasama dan komitmen dari semua pihak, saya yakin kita dapat mewujudkan visi ini,” pungkas Erzaldi.
Dengan semangat inovasi dan kolaborasi, Erzaldi Rosman Djohan terus menginspirasi masyarakat Bangka Belitung untuk mengoptimalkan potensi daerah demi kesejahteraan bersama.
Teknologi pengolahan karbon aktif menjadi salah satu langkah konkret menuju masa depan yang lebih baik bagi provinsi ini. KBO /MB