Dampak Kebakaran Sarimukti Memperlihatkan Alam Tak Lagi Bersahabat Dengan Manusai.

oleh
Bagikan artikel ini
Steve Ewon Aktivis Lingkungan dan Pecinta Binatang.

CISARUA|Kompas86.id,
Steve Ewon Sebut Kebakaran TPA Sarimukti adalah Bukti Alam tak lagi bersahabat dengan manusia alias (Kita).

Kebakaran sampah di TPA Sarimukti, Kecamatasn Cipatat, Kabupaten Bandung Barat kini berdampak pada sendi kehidupan manusia secara luas.

Dampak terhadap kesehatan dari polusi asap yang dihasilkan dan terhentinya distribusi dan pengelolaan dari masyarakat di TPA Sarimukti menjadi terhenti.

Menyikapi hal tersebut, pegiat lingkungan hidup Steve Ewon mengatakan jika kondisi TPA Sarimukti memang sudah saatnya untuk dihentikan atau ditutup karena sudah tidak layak.

“Terjadinya kebakaran TPA Sarimukti secara harfiah alam sudah tidak sanggup berdampingan dengan manusia. Sebagai Khalifah, manusia sudah harus dituntut berpikir bagaimana mampu menjawab persoalan dari hulu ke hilir,” ujar Steve Ewon, saat dikonfirmasi, Kamis 24 Agustus 2023.

Menurut Steve Ewon, sebelum TPA Sarimukti bermasalah, tiga tahun lalu pihaknya telah berpikir dan berupaya bagaimana persoalan sampah di desa bisa diatasi bersama oleh masyarakat yang ada di desa.

“Sudah tiga tahun lalu, kami berupaya mengubah paradigma di masyarakat, jika persolan sampah harus bisa selesai di tingkat RT atau RW, kami mengajak masyarakat bersama-sama bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan masing-masing individu atau tingkat keluarga. Melalui program Kampung Kurang Sampah, sosialisasi yang terus kita gaungkan kepada masyarakat dalam upaya mendorong kesadaran terhadap penanggulangan sampah,” jelas Steve Ewon yang digadang-gadang siap maju di pemilihan Bupati Bandung Barat 2024.

Melalui program Kampung Kurang Sampah, hingga saat ini, Desa Kertawangi tidak pernah mempersoalkan urusan sampah. Steve Ewon menilai, program ini bisa diterapkan di tingkat kecamatan, tingkat Kabupaten bahkan tingkat TPA yang menampung sampastebe , ewonh masyarakat di empat kabupaten/kota di Bandung Raya.

“Prinsipnya, bagaimana kepala daerah menilai sudut pandang sampah seperti apa, jika selama ini hanya menjadi komoditi ekonomi dengan menarik retribusi atau iuran semata, hasilnya sudah jelas, hanya memindahkan persoalan dari hulu ke hilir dan yang terjadi menggunungnya TPA dan munculnya ancaman dikemudian hari, seperti saat ini saat terjadinya kebakaran bahkan beSteve Ewon.rpotensi meledak,” tegas Steve Ewon.

Disinggung terkait dengan edukasi dan ajakan terhadap masyarakat untuk menyelesaikan sampah ditingkat individu, Steve Ewon menuturkan butuh waktu dan kemauan yang kuat dari para stakeholder yang berwenang.

“Cukup sulit, tetapi jika niat kita positif da. Optimis, insyaallah akan berhasil, semua dimulai dengan niat tulus, memberikan contoh, dan membuat aturan dan sistematis. Awalnya kami dianggap konyol harus ngurus sampah di tingkat individu, namun seiring waktu, bisa teratasi dan sangat mudah menyelesaikannya, bisa dilihat desa Kertawangi tidak akan ada tumpukan sampah, bahkan kami dengan para Pemburu Sampah bergerak ke desa lainnya untuk memberikan edukasi dan sosialisasi tentang  apa program Kampung Kurang Sampah,” terang Steve Ewon.***