Kompas86.id, Cimahi – Meningkatkan prestasi atlet dibeberapa cabang olah raga (Cabor) diperlukan perjuangan serta waktu yang tidak singkat. Membina atlet perlu dipersiapkan sarana dan prasarana serta akomodasi biaya yang tidak sedikit.
Salah satu anggota DPRD Kota Cimahi dari fraksi NasDem sekaligus Ketua Kormi Kota Cimahi, H Enang Sahri Lukmansyah mengapresiasi setinggi-tingginya atas terpilihnya kembali Aris Permono sebagai Ketua Umum (Ketum) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Cimahi periode 2023-2027.
Sebagai anggota DPRD Kota Cimahi yang juga ketua Kormi Kota Cimahi, mengucapkan selamat kepada Bapak H Aris Permono, yang telah terpilih kembali menjadi Ketua KONI yang kedua kalinya ini, sambut Enang saat dikonfirmasi di kantornya, Selasa (5/12/2023).
Dilansir dari Porosmedia.com Enang berharap, KONI Kota Cimahi yang dipimpin Ketua Umumnya Aris Permono kembali, dapat lebih baik lagi.“Lebih meningkat lagi prestasinya, dan tentunya KONI Kota CImahi dapat menjaga nama baik Kota Cimahi,” ungkap Enang.
Sebagaimana KONI yang dipimpin oleh Aris Permono, pada tahun 2023 dalam ajang Porda, KONI Kota Cimahi mampu meraih peringkat 15 se Jawa Barat.
“Kemarin KONI Kota Cimahi pimpinan Bapak Aris, dalam ajang Porda Jawa Barat mampu meraih peringkat ke 15 dari 27 Kabupaten/Kota se Jawa Barat, itu sudah cukup bagus, tetapi kalau bisa dapat lebih ditingkatkan lagi dalam event-event se Jawa Barat,” sarannya.
Sedangkan masalah yang berkaitan fasilitas olahraga di kota Cimahi, menurut Enang, mudah-mudahan pihak pemerintah Kota segera merealisasikan secepatnya.
“Seperti Stadion Sangkuriang, untuk layak pakai, ataupun stadion-stadion lainnya seperti yang didaerah Nanjung yaitu lapangan Krida, ataupun dioptimalkan kihapit, dijadikan arena untuk dijadikan pembinaan, atau juga lapangan Cibaligo harus dioptimalkan, jangan sampai terbengkalai seperti itu,” katanya.
Begitu pula dalam Musyawarah Kota (Musorkot) KONI Kota Cimahi yang digelar beberapa waktu lalu, yang berkaitan dengan mekanisme pemilihan calon ketua umum KONI, berdasarkan keterangan Enang.
“Itu sudah jelas sudah diatur oleh undang-undang, oleh AD-ART, apabila tidak ada calon lain, dan bisa dilakukan aklamasi, ya saya kira cukup bagus, dan saya sepakat untuk mengapresiasi kepada H Aris,” imbuh Enang.
Diakui oleh Enang, saat dirinya ikut diundang dalam mosorkot tersebut, ternyata pemilihan sesuai hukum yang berlaku, demokratis.
“Pemilihan cukup bagus, dengan suasana tenang untuk sebuah organisasi yang cukup besar di Kota Cimahi,” ucap Dia.
Musyawarah Olahraga Kota Cimahi yang digelar oleh KONI Kota Cimahi pemilihan Ketua Umum KONI Kota Cimahi dihadiri 57 Ketua Cabang Olah Raga
Selanjutnya menurut Enang, terkait kerjasama antara Kormi dan KONI Kota Cimahi kedepannya, Dia juga menerangkan pihaknya akan mengusahakan semaksimal mungkin Kormi dengan Kormi.
“Kormi dengan KONI dapat bekerjasama dalam hal keterlibatannya masyarakat, hanya untuk berolahraga,” lanjut Enang.
Itupun ranah Kormi dan KONI, menurut Enang, sangat berbeda dari masing-masing organisasi tersebut.
“Kalau KONI kan merupakan olahraga prestasi, yang usia para cabornya yang produktif sedangkan Kormi merupakan olahraga, Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Kormi) yang para inorganya berusia 73 tahun, jadi olahraga yang sifatnya olahraga kebugaran, untuk kesehatan,” terang Enang.
Karena lanjut Enang, di Cimahi rata-rata hidup masyarakat cukup tinggi diatas rata-rata Jawa Barat.
“Yaitu 73 tahun rata-rata hidup di Cimahi, tapi bagaimana rata-rata hidup itu bisa sehat dan bugar terus, jadi jangan sampai sudah umur 60 tahun, 73 tahun sudah rengkod (sudah tidak mampu berjalan),” ungkap Enang. **
Maka dari itu diterangkan Enang umur yang sudah tua dapat bergabung di Kormi.
“Maka dilakukan ada senam massal, ada latihan untuk kegembiraan di masyarakat seperti olahraga tradisional egrang, ada dagongan, ada ketepel, itu bagian yang memang ada di kami di Kormi,” paparnya.
Kendati atlet KONI Cimahi banyak hijrah ke Kota lain mestinya perlu dipikirkan untuk mencari jalan keluarnya. Tidak dipungkiri kurangnya anggaran serta terbatasnya sarana dan prasarana lainnya menjadi penyebab atlet Kota Cimahi pindah ke kota lain, atau bisa juga faktor pendapatannya lebih tinggi dari Kota Cimahi, tandas Enang. **