Ganjar Pranowo Menyebut Pejabat Negara Boleh Kampanye

oleh
Bagikan artikel ini

RUTENG, Kompas86.id- Calon Presiden (capres) nomor urut 03, Ganjar Pranowo mengatakan, saat ini para pejabat negara sudah boleh berkampanye.

Ganjar menyebutkan, bahwa sudah ada pernyataan resmi dari Presiden Joko Widodo, sehingga ia menilai para Bupati kini tidak boleh takut jika ingin ikut berkampanye bersama dirinya.

Hal itu disampaikan Ganjar saat berdialog dengan Uskup Ruteng, di Rumah Keuskupan Ruteng, Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (26/1/2024).

Awalnya, Ganjar bicara soal pentingnya menurunkan angka stunting masih tinggi di Manggarai, NTT.

“Maaf kalau nanti ada yang tersinggung, saya minta maaf di depan. Ketika saya membaca data statistik, stunting yang relatif ini, tadi Pak Bupati, Pak Bupati boleh loh ikut kampanye,” kata Ganjar dengan nada bercanda.

“Kan sudah ada statement kemarin, Nggak boleh takut (kampanye) loh,” sambungnya.

Terkait angka stunting masih tinggi, Ganjar berjanji untuk memperbaiki dan fokus pada akses kesehatan.

“Ketika kemudian stunting masih tinggi, maka mari kita pikirkan akses kesehatan terhadap generasi masa depan bangsa, itu yang kami pikirkan,” ujarnya.

Selain itu, Ganjar juga menjelaskan alasannya ke daerah terpencil dari Sabang sampai Merauke meski elektoral kecil. Ganjar mengaku dirinya lebih fokus mendengarkan suara-suara rakyat kecil daerah terpencil.

“Kami sedang melihat, menyaksikan, merasakan getaran pikiran yang ada di masyarakat, rasa hati dan  suasana kebatinan yang ada di ujung-ujung Indonesia, yang barang kali kita tidak pernah tau, tidak pernah menyentuh, atau barang kali malas untuk menyentuh,” pungkasnya.

Sebelumnya, Ganjar menyatakan sepakat dengan Uskup. Ia menekankan pentingnya etika di atas politik. “Pesannya tadi menusuk jantung saya. Mengingatkan kepada kita bahwa di atas politik itu ada kemanusiaan, ada moral, ada etika. Dan politik jauh dari moral menjadi tidak bermanfaat,” kata dia.

Ganjar juga menyampaikan bahwa dirinya dan Mahfud MD tidak memiliki beban dan keresahan apapun dalam kontestasi.

Ia menyebut, tuannya adalah rakyat dan rakyatlah yang menentukan kemenangan, bukan para elite.

“Publiklah tuan saya, rakyatlah tuan saya yang akan memilih. Maka dengan paksaan seperti apapun, ketika rakyat sudah menentukan, tidak ada yang bisa memaksakan,” pungkasnya. (Red)