Makna Daun Palma Bagi Umat Katolik

oleh
Bagikan artikel ini

KOMPAS86.ID- Bagi orang Katolik, daun palma identik dengan perayaan Minggu Palma. Pada saat tersebut, seluruh umat Katolik hadir ke gereja dengan membawa daun palma atau palem. Bahkan ada beberapa gereja yang membagikan daun palma tersebut.

Minggu Palma selalu diperingati setiap hari Minggu sebelum Minggu Paskah diselenggarakan. Minggu Palma adalah peringatan dalam liturgi gereja yang selalu jatuh pada hari Minggu sebelum Paskah.

Perayaan ini merujuk kepada peristiwa yang dicatat pada empat Injil, yaitu Markus 11:1-11, Matius 21:1-11, Lukas 19:28-44 dan Yohanes 12:12-19.

Perayaan Minggu Palma bertujuan mengenang peristiwa masuknya Yesus ke Kota Yerusalem sebelum dirinya dikorbankan dengan cara disalib.

Masuknya Yesus ke kota suci Yerusalem adalah hal yang istimewa bagi umat Katolik, sebab terjadinya sebelum Yesus mati dan dibangkitkan dari kematian.

Selain itu, Minggu Palma disebut juga dengan pembuka Pekan Suci seminggu sebelum Paskah digelar dan diperingati oleh seluruh umat Katolik di seluruh dunia.

Lalu mengapa Minggu Palma Identik dengan Daun Palem?

Mengutip situs Christian.Net, palem adalah simbol kemenangan, kedamaian dan kehidupan kekal. Daun Palma menjadi lambang kemenangan Yesus Kristus yang telah bangkit dan mengalahkan maut.

Saat itu, Yesus meminta kedua murid-Nya untuk meminjam keledai milik warga sekitar. Lalu Yesus mengendarai keledai itu untuk masuk ke Kota Yerusalem. Ketika Yesus melewati Kota Yerusalem, banyak warga menyambutnya dengan jubah dan ranting-ranting palem sebagai bentuk sukacita dan penyembahan untuk Yesus.

Oleh sebab itu, umat Katolik merayakan Minggu Palma sebagai bentuk sukacita atas kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang agung, suci, dan mulia.

Masyarakat setempat juga melambaikan daun palem dan menyambut Yesus dengan teriakan: “Hosana bagi Anak Daud! Berbahagialah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Hosana di tempat tertinggi!”.

Arti Daun Palma Bagi Umat Katolik

Penasaran mengapa daun palma digunakan dalam perayaan Paskah umat Katolik di seluruh dunia?

Penggunaan daun palma dalam perayaan Minggu Palma didasarkan pada cerita Injil mengenai proses masuknya Yesus ke dalam kota Yerusalem. Berdasarkan kisah dalam Injil, diketahui bahwa pengikut Yesus menutupi badan jalan yang akan dilalui dengan daun palem sebelum Yesus melewatinya. Tindakan tersebut sebagai sebuah penghormatan terhadap Yesus yang diagungkan.

Penggunaan daun palem pada saat prosesi masuknya Yesus ke kota Yerusalem membawa arti tersendiri bagi umat Kristiani.

Berikut beberapa arti daun palem yang dilansir dari Tuhan Yesus.

1. Menyambut Masuknya Yesus ke Dalam Kota Yerusalem

Daun palem yang dibawa oleh jemaat ataupun yang dibagikan oleh gereja akan memenuhi dekorasi gereja. Hal ini merupakan sebuah tanda bahwa jemaat ikut hadir menyambut masuknya Yesus ke dalam kota Yerusalem.

Daun palem yang dibawa atau dibagikan tersebut akan dibakar untuk dipakai pada perayaan Rabu Abu di tahun berikutnya. Hal ini bertujuan untuk menegaskan makna ibadah Rabu Abu.

Keikutsertaan jemaat ditandai dengan cara melambaikan daun palem sambil bernyanyi. Biasanya prosesi ini dilaksanakan pada awal ibadah.

Peristiwa kedatangan Yesus ke Yerusalem ini dimuat dalam Injil Wahyu 7:9 yang berbunyi:

“Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.”

2. Simbol Kemenangan

Daun palem adalah sebuah simbol kemenangan. Hal ini berdasarkan tradisi Yunani-Romawi yang meyakini bahwa daun palem adalah simbol kemenangan.

Pemaknaan simbol kemenangan didasarkan pada bentuk daun palem yang menyerupai tangan yang sedang melambai, lambaian telapak tangan tersebut menyerupai prosesi kemenangan.

Secara simbolik, daun palma memberikan arti bahwa Minggu Palma menunjukkan kemenangan Yesus terhadap maut.

3. Filosofi Warna Hijau pada Daun Palem

Warna hijau pada daun palem identik dengan musim semi. Hal ini berdasarkan filosofi hadirnya musim semi yang menggantikan musim dingin.

Musim dingin identik dengan berbagai kesusahan seperti tanaman yang mati sementara, udara dingin yang terasa menyulitkan serta berbagai kesusahan yang diderita akibat musim dingin.

Dengan hadirnya musim semi maka kesusahan-kesusahan yang dirasakan itu menghilang satu per satu dan digantikan dengan keindahan dan kemudahan.

Sebagaimana musim semi yang datang menggantikan musim dingin, Yesus datang memberikan keselamatan, suasana baru yang penuh damai dan sukacita yang merupakan ganti dari segala dosa dan dukacita.

Demikianlah arti daun palem bagi umat Katolik di seluruh dunia. Semoga kita semakin bijak dalam memberikan edukasi terutama terkait hal-hal penting seperti agama, peristiwa bersejarah dan momen sakral Katolik. (Red)