Moris Kristanto, Wakil Presiden BEM Mahasiswa Unjani 2023 Sikapi Aksi Solidaritas Masyarakat Cimahi di Gedung KPK

oleh
Kedua narasumber berpoto bersama usai Talk di program Cimahi Memilih
Bagikan artikel ini
Kedua narasumber berpoto bersama usai Talk di program Cimahi Memilih di KOA Greenside

Kompas86.id, Cimahi-Pegiat Media online Kota Cimahi BRAM Studio Podcast bersama Limawaktu Radio Streaming kembali menghadirkan narasumber diprogram ‘Cimahi Memilih’ yang digelar di KOA Greenside Katumiri Grand Hill, Parongpong – Cihanjuang.

Kompas86.id, Cimahi – Pegiat Media online Kota Cimahi BRAM Studio Podcast bersama Limawaktu Radio Streaming kembali menghadirkan narasumber diprogram ‘Cimahi Memilih’ yang digelar di KOA Greenside Katumiri Grand Hill, Parongpong – Cihanjuang.

Hadir dua Narasumber yaitu Kanda Kurniawan sebagai pengamat Politik Kota Cimahi bersama Agustinus Moris Kristanto, Wakil Presiden BEM Mahasiswa Unjani 2023 dengan moderator Unggung Rispurwo atau kerap disapa Mang Uwo-.

Diskusi yang mengambil tema “Peran Mahasiswa Wujudkan Demokrasi yang Berkualitas dalam Pilkada Kota Cimahi 2024” diangkat dalam Cimahi Memilih ini, menyikapi aksi Demo Mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Masyarakat Cimahi yang mendesak KPK untuk segera menuntaskan penanganan kasus korupsi yang terjadi di lingkungan Pemerintah Kota Cimahi.

Aksi demo Mahasiswa tersebut memicu kegaduhan di masyarakat menjelang bergulirnya pesta demokrasi Pilkada Kota Cimahi 2024 nanti.

“Isu menarik terkait aksi demo Mahasiswa yang menamakan dirinya Solidaritas Masyarakat Cimahi yang mana dalam aksi tersebut mendesak KPK untuk menindaklanjuti kasus keterlibatan pejabat ASN saat kasus mantan Walikota Cimahi Ajay Supriatna kembali mencuat dan dianggap mendiskreditkan salah satu bakal calon Walikota. Hal menarik adalah dimana posisi Mahasiswa yang dianggap telah ditunggangi kepentingan politik untuk menjatuhkan lawan politiknya,” ungkap Mang Uwo mengawali diskusi.

Menyikapi hal tersebut, Moris mewakili kelompok Mahasiswa secara pribadi mengaku tidak mengetahui gerakan atau aksi demo tersebut apalagi dalam kelembagaan mahasiswa.

“Pertama, Kami membaca di media adanya aksi demo tersebut dan kami melihatnya adalah menggeneralisasi mahasiswa, karena kelompok yang disebutkan dalam aksi tersebut adalah Solidaritas Masyarakat Cimahi dan pandangan Kami bisa saja Mahasiswa menjadi bagian didalamnya. Tetapi secara umum Kami mahasiswa Unjani secara umum tidak pernah memberikan perintah atau rencana aksi terkait persoalan lanjutan kasus korupsi mantan Walikota Cimahi. Adem-adem saja tetapi pasca aksi demo tersebut memang berimbas dengan munculnya telepon dari orang-orang tak dikenal bahkan ada yang mengaku dari pemerintah Kota Cimahi yang mengkonfirmasi aksi tersebut,” ujar Moris.

Menurut Moris, tudingan dari sejumlah elemen masyarakat terhadap aksi yang dilakukan Mahasiswa justru menjadi bahan pertanyaan balik dari pihaknya.

“Kami yang sebelumnya adem-adem justru kini balik bertanya, mahasiswanya yang mana dulu, perlu adanya pembuktian. Menurut saya, kalau kasus hukum yang dianggap dipolitisir atau ditunggangi untuk kepentingan politik semakin dipublish tentu masyarakat yang tidak tahu akan menjadi tahu. Seperti kami, yang awalnya tidak tahu sekarang jadi tahu, bahkan sudah dianggap menjadi Kambing hitam kedua belah pihak, tentu saja kami akan berdiskusi secara kelembagaan langkah apa yang akan kami lakukan menyikapi persoalan ini,” jelasnya.

Disinggung peran aktif Mahasiswa jelang Pilkada Kota Cimahi 2024 nanti, sebagai bagian dari lembaga akademisi pihaknya akan bersikap netral, akan memilih calon pemimpin yang berkualitas, bukan hanya slogan atau jargon dan janji politiknya.

“Kami tentunya siap mengawal demokrasi yang berkualitas, menyosialisasikan pemimpin yang berintegritas kepada masyarakat. Tiga kali pemimpin Kota Cimahi berujung di KPK tentu saja kami tidak menginginkan Quattrick atau empat kali harus tersandung dengan kasus-kasus korupsi,” katanya.

Sementara itu, Pengamat Politik Kota Cimahi, Kanda Kurniawan menyayangkan sikap mengkambing hitamkan para Mahasiswa.

“Narasi yang dibangun menanggap mahasiswa memperkeruh keadaan Kota Cimahi. Justru tadi disampaikan mahasiswa yang mana dulu. Blunder sekali, karena semakin mencuat semakin terlihat jika pihak yang mempersoalkan aksi demo ini terkesan mengakui kasus tersebut,” kata Kanda Kurniawan.

Menurut Kanda, Mahasiswa adalah insan akademis yang harus dirangkul oleh para Bacalon walikota Cimahi kedepan bukan mengkambing hitamkan mereka.

“Harusnya dirangkul. Mahasiswa memiliki idealisme dan integritas tinggi. Ajak berdialog bahkan kalau perlu diberikan porsi yang mampu mengadvokasi masyarakat. Justru ini yang harus dilakukan para kandidat calon walikota Cimahi kedepan, bukan mengkambing hitamkan mahasiswa tapi kita rekomendasikan kepada calon pemimpin melalui program Satu Mahasiswa Satu RW saya yakin dan optimis kualitas SDM masyarakat kota Cimahi akan melesat di dampingi bersama para mahasiswa,” tegas Kanda.***