BPBD Jatim Terus Lakukan Pantauan Terkait Erupsi Gunung Semeru Lumajang

oleh
Bagikan artikel ini

Surabaya Jatim-Kompaa86.ID

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur mengatakan erupsi yang terjadi di Gunung Semeru pada, Minggu (7/7/2024) hingga Senin (8/7/2024) pagi hanya erupsi seperti biasanya dan tidak ada dampaknya bagi masyarakat. Hal ini disampaikan kepala BPBD Jatim, Gatot Soebroto dikonfirmasi, Senin (8/7/2024).

 

“Erupsi tersebut tidak berdampak, sehingga kami tidak menurunkan tim ke lokasi. Namun pihak BPBD Jatim akan terus memantau, dan berkomunkasi dengan tim pusat pantau gunung semeru untuk mengetahui kondisinya, serta koordinasi dengan BPBD kabupaten Lumajang,” kata Gatot melalui pesan singkatnya ke JNR Kominfo Jatim.

 

Seperti diketahui, Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, kembali mengalami beberapa kali erupsi dengan tinggi letusan 600 meter hingga 800 meter di atas puncak, Senin pagi.

 

Erupsi pertama terjadi pada pukul 00.35 WIB, namun secara visual letusan tidak teramati karena tertutup kabut. Dan, saat laporan itu dibuat erupsi masih berlangsung. “Kemudian Gunung Semeru kembali erupsi pukul 01.17 WIB dan visual letusan tidak teramati, namun erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 133 detik,” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Ghufron Alwi.

 

Erupsi kembali terjadi pada pukul 01.48 WIB dengan tinggi letusan teramati sekitar 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl).

 

“Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan barat laut. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 96 detik,” tuturnya.

 

Pada pukul 02.56 WIB Semeru kembali erupsi disertai abu vulkanik teramati setinggi 800 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan timur laut. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 124 detik.

 

Kemudian gunung tertinggi di Pulau Jawa itu erupsi kembali pada pukul 04.03 WIB dan visual letusan tidak teramati dan berlanjut erupsi pada pukul 04.30 WIB dengan visual letusan tidak teramati, namun terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 110 detik.

 

Erupsi Gunung Semeru kembali terjadi pada pukul 05.44 WIB dengan tinggi kolom abu vulkanik teramati sekitar 800 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan barat laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 108 detik.

 

Pada pukul 07.50 WIB, Semeru erupsi lagi dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 700 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan timur laut. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 115 detik. Erupsi Gunung Semeru tercatat sebanyak delapan kali hingga pukul 09.00 WIB, namun letusan tersebut tidak mengganggu aktivitas warga di lereng Gunung Semeru.

 

Sementara Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan mengatakan petugas melakukan evaluasi aktivitas Gunung Semeru secara bertahap dan statusnya masih pada Level III atau Siaga. “Kami memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak atau pusat erupsi,” katanya. (Yuli)