Aktivitas Pertambangan dan Nelayan: Sinergi Masyarakat Beriga untuk Kesejahteraan Bersama

oleh
Bagikan artikel ini

Bangka Belitung, Kompas86.id

Pangkalpinang — Perairan Beriga di Desa Beriga, Kecamatan Lubuk Besar, Kabupaten Bangka Tengah, menyimpan potensi sumber daya alam yang berharga, yakni timah. Tidak semua wilayah di Indonesia memiliki cadangan timah di perairan mereka, sehingga keberadaan Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah di kawasan ini menjadi sangat berarti. Jumat (11/10/2024).

 

Askandi, salah satu warga setempat, mengungkapkan bahwa timah di Perairan Beriga adalah anugerah dari Tuhan yang perlu dikelola dengan baik.

 

 

Meskipun IUP telah ada, sayangnya aktivitas penambangan belum dimulai.

 

 

“Kami ingin mencari penghasilan yang pasti. Kita mendengar di desa ada IUP, kenapa tidak kita dukung? Mudah-mudahan ini membawa hikmah bagi kami,” ungkap Askandi.

 

Ia menambahkan, banyak daerah pesisir di Bangka Belitung yang tidak memiliki timah, sehingga sangat disayangkan jika potensi yang ada tidak dimanfaatkan.

 

 

“Desa kami diberkahi dengan timah dan IUP. Ini adalah anugerah, dan kondisi ekonomi saat ini tidak baik-baik saja. Kenapa kita harus menunggu?” ujarnya.

 

Sebelum mendukung aktivitas PT Timah, Askandi dan masyarakat sempat meragukan kelengkapan perizinan perusahaan tersebut.

 

 

Namun, setelah menjalin komunikasi, keraguan itu sirna.

 

“Kami sudah bertanya langsung ke PT Timah, dan mereka telah mengantongi semua perizinan yang diperlukan. Kami kini tidak ragu lagi untuk memberi dukungan kepada mereka,” jelasnya.

 

Dalam pandangannya, sektor pertambangan bisa menjadi solusi untuk mendongkrak ekonomi masyarakat yang sedang terpuruk.

 

 

“Penghasilan nelayan saat ini pas-pasan. Kita ingin semua maju; nelayan harus tetap melaut, sementara penambangan bisa berjalan tanpa mengganggu aktivitas mereka,” tuturnya.

 

Askandi mencatat bahwa di beberapa daerah dengan tambang laut, aktivitas nelayan tetap dapat berlangsung dengan baik.

 

“Di Tanjung Gunung, misalnya, kami sudah melihat bahwa pertambangan dan aktivitas nelayan dapat berjalan berdampingan. Kami mendukung perusahaan dengan harapan dapat mensejahterakan masyarakat. Kesehatan dan perekonomian harus menjadi perhatian bersama,” katanya.

 

Askandi juga berharap agar PT Timah melibatkan masyarakat lokal dalam aktivitas penambangan.

 

“Kami ingin dilibatkan, misalnya dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan tenaga kerja. Jika PT Timah membutuhkan kendaraan laut, kami harap bisa menggunakan milik nelayan. Dengan demikian, nelayan juga mendapatkan penghasilan tambahan,” tuturnya.

 

Melihat potensi yang ada, Askandi percaya bahwa kolaborasi antara nelayan dan perusahaan pertambangan bisa membawa manfaat bagi seluruh masyarakat.

 

 

“Harapan kami adalah adanya kerja sama yang baik antara PT Timah dan masyarakat sekitar, sehingga semua pihak bisa merasakan manfaat dari aktivitas ini,” imbuhnya.

 

Dengan semangat gotong royong dan kesadaran akan potensi yang dimiliki, masyarakat Beriga optimis bahwa kehadiran PT Timah di perairan mereka akan membawa perubahan positif.

 

 

Masyarakat bertekad untuk mendukung pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana, demi kesejahteraan bersama. (Sumber : PT Timah, Editor : KBO Babel)