Agam-Sumbar.Kompas86.id | Kita tidak mungkin menampik maraknya kasus ‘Bullying’ (perundungan) yang terjadi secara umum dan masif dikalangan anak-anak dan remaja, hal itu dibuktikan dari tayangan yang viral diberbagai media sosial, mirisnya lagi kasus tersebut banyak terjadi di masa emas pertumbuhan anak-anak kita.
Penggalan kekhawatiran diatas diungkapkan oleh Kepala MDA Baiturrahim, Maisda Umairoh, S.HI, MH., yang berharap program sosialisasi ‘bullying’ yang digelar di Masjid Baiturrahim hari ini, bisa meningkatkan kewaspadaan kita bersama dalam mencegah maraknya perilaku bully yang terjadi di banyak tempat dan viral di berbagai tayangan medsos. Jum’at, 13 Oktober 2013.
“Kegiatan Sosialisasi ‘Bullying’ ini kami usung dengan Tema “Santri Hebat ! No Bullying !”, yang berorientasi pada pemaknaan, santri hebat itu adalah santri yang tidak mau melakukan perbuatan bullying”, kata Maisda.
Kepala Jorong Parit Putus, Nanda Satria mengakui, bahwa kegiatan sosialisasi ini juga digelar untuk menyikapi adanya laporan masyarakat, terkait kasus bullying yang terjadi ditengah anak-anak dan remaja kita, serta memperkuat pemahaman kita bersama dalam melakukan tindakan preventif terhadap perilaku negatif tersebut.
Dalam kegiatan sosialisasi ini, pihak MDA Baiturrahim juga menghadirkan nara sumber dari personil Polsek Kecamatan Ampek Angkek, yang didaulat untuk mengulas secara lebih tajam tentang bullying dan segala dampak negatifnya.
Aiptu. Winerson yang juga bertindak sebagai Bhabinkamtibmas Nagari Ampang Gadang, membuka materi sosialisasi dengan menegaskan bahwa pengertian bullying itu sama halnya dengan suatu tindakan kekerasan.
“Kecenderungan potensi bullying yang terbangun dalam karakter dan perilaku anak-anak, biasanya dimulai dari aspek psikologis keluarga, karena beberapa orang tua bisa saja teledor menyampaikan suatu kata atau tindakan yang tidak pantas terhadap anak-anak”, jelas Winerson.
Lanjut Winerson, “Keteledoran itu tentunya tidak bisa dengan mudah hilang dari ingatan anak-anak, sehingga dalam perkembangannya, mereka akan mengalami tekanan mental dan pergeseran perilaku kearah yang negatif.
“Untuk menangkal perbuatan bullying tersebut, kita harus berupaya mendorong anak-anak agar berani bersikap tegas untuk menghentikan perbuatan tersebut”, tegas Aiptu. Winerson.
Perilaku bullying juga dipengaruhi oleh kurang nya perhatian orang tua, prestasi di sekolah yang cenderung menurun, kalah saing dengan teman sebaya, serta faktor dilingkungan pendidikan formal (sekolah) yang kurangnya pengawasan, perbedaan perlakuan terhadap anak dan adanya terapan sistim senioritas.
Babinsa Koramil Ampek Angkek, Sertu. Eki Chandra juga menambahkan pada sesi akhir materi, pentingnya penegasan kepada anak-anak dan wali santri yang hadir, untuk membangun komitmen bersama guna mencegah perilaku bullying.
Pada sesi tanya-jawab, wali santri mengusulkan agar lingkungan MDA Baiturrahman dipasangi kamera pengawas pada titik blind spot yang tidak terjangkau oleh pengawasan majelis guru.
“Kami akan upayakan melengkapi pemasangan kamera pengawas di lingkungan MDA kita melalui kerjasama dengan pemerintah, anggota DPR, donatur, serta pihak yang peduli dengan kemaslahatan pendidikan anak-anak dan santri kita kedepan”, pungkas Maisa menjawab pertanyaan wali santri. (Asa*)