Mamuju -Kompaa86.ID
Pelatihan berbasis kompetensi yang dilaksanakan Disnaker Sulbar turut memberi kesempatan penyandang disabilitas atau difabel. Hal itu sebagai bentuk komitmen dan keseriusannya mewujudkan lapangan kerja, serta menciptakan peluang usaha bagi difabel yang ada di Sulbar.
Seperti Reski Mauliana (22), salah seorang peserta pelatihan berbasis kompetensi angkatan VIII Balai Latihan Kerja (BLK) Sulbar. Reski merupakan penyandang disabilitas psikososial, dimana kondisi kesehatan mentalnya dapat menghambat memperoleh kesetaraannya dengan orang lain.
Penyandang disabilitas psikososial sering kali distigmatisasi sebagai orang yang berbahaya, tidak produktif dan tidak dapat berkontribusi pada masyarakat. Hal ini dapat membuat mereka sulit mengakses layanan kesehatan, rehabilitasi bahkan pekerjaan yang mereka butuhkan.
Namun, Reski memiliki kesempatan yang sama dengan orang lain untuk meningkatkan potensi dirinya pada pelatihan yang dilaksanakan Disnaker Sulbar ini. Pada pelatihan ini, gadis yang berasal dari Mamuju itu mengambil pelatihan barista untuk meningkatkan keterampilannya.
“Pelatihan ini baik karena menambah skill, apa lagi saya salah satu karyawan sebuah gerai minuman,” kata Reski, Senin (02/09/24).
Reski menambahkan, dia sangat bahagia mampu mengikuti pelatihan ini selain manambah ilmu dan keterampilannya, juga dapat membantunya dari masalah kesehatan mental yang dia derita. Hal ini memberikannya kepercayaan diri, bahwa dia berhak menerima kesetaraan dan kesempatan yang sama dengan orang lain.
“Ada peningkatan (skill) seperti yang sebelumnya belum mampu menggunakan mesin, sekarang sudah bisa. Semoga saya bisa (memiliki usaha sendiri) membuka warkop,” harap Reski.
Kepala UPTD BLK Sulbar Andi Farid Kusno mengatakan, dari 96 peserta pelatihan terdapat empat penyandang disabilitas, salah satunya Reski. Terdapat enam jurusan pelatihan, yakni akuntansi, administrasi perkantoran, barista, computer operator assistant, tata busana dan barber shop.
“Pemerintah telah berkomitmen untuk memberdayakan para penyandang disabilitas dan memberikan porsi bagi mereka untuk mendapatkan pekerjaan, mulai dari pusat hingga daerah,” kata Farid.
Farid menambahkan, pelatihan di UPTD BLK Sulbar dimulai sejak 21 Agustus hingga 31 September 2024. Nantinya para peserta akan menjalani uji kompetensi pada 28 dan 29 September yang akan dilakukan oleh Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Makassar melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).
“Yang kami harapkan setelah selesai pelatihan disini, harus berusaha mandiri. Jadi tidak ada kata selain alumni BLK tidak boleh menganggur. Kami ada FKLPID yang akan menjembatani para alumni pelatihan BLK ini untuk bekerja di perusahaan-perusahaan yang ada di Sulbar maupun di luar, sehingga alumni ini bisa bekerja, siap bekerja,” tutup Farid