DP2KBP3A Pasbar Gelar Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan Di Koto Balingka
Pasaman Barat, Sumatera Barat, Kompas86.id. Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Pasaman Barat menggelar sosialisasi pencegahan kekerasan terhadap perempuan di Kecamatan Koto Balingka kepada kepala jorong, tokoh masyarakat, Bundo Kanduang dan stakeholder terkait.
Hadir dalam kegiatan itu Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Titi Hamsuardi, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) dr. Anna Rahmadia sebagai narasumber, dan juga Camat Koto Balingka Bahrul Ilmi, Ketua PKK Kecamatan dan stakeholder terkait lainnya.
Ketua P2TP2A Pasbar Titi Hamsuardi, dalam pemaparannya menjelaskan jika kekerasan yang dialami oleh perempuan rentan dilakukan oleh orang terdekat. Sehingga hubungan antara ibu dan anak di dalam keluarga sangat penting.
“Kunci menghindari kekerasan di dalam rumah tangga adalah menjaga keharmonisan dan komunikasi, karena
yang akan menjadi korban adalah anak kita. Seorang ibu harus menjaga anaknya terutama anak perempuan,” tegasnya.
Ia menambahkan, karena pelaku kekerasan seksual itu paling banyak dilakukan oleh orang terdekat. Seperti ayah kandung, ayah tiri serta orang terdekat di dalam keluarga lainnya.
“Di dalam sosialisasi ini saya sampaikan kepada peserta agar menyampaikan apa yang didapat di dalam sosialisasi ini kepada anggota keluarga lainnya. Jika ada kekerasan di dalam rumah tangga, atau tetangga kita silahkan laporkan kepada P2TP2A,” katanya.
Sementara itu, Kepala DP2KBP3A Pasbar dr. Anna Rahmadia menjelaskan, bahwa tujuan sosialisasi tersebut adalah untuk mengurangi angka kekerasan terhadap anak di Kabupaten Pasaman Barat.
Ia menyebut bahwa hingga Juli 2023, terdapat 26 kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan dengan rincian 5 kasus kekerasan perempuan dan 21 kasus kekerasan terhadap anak-anak.
“Masih banyak kasus kekerasan anak dan perempuan lainnya yang tidak dilaporkan karena enggan atau malu. Dengan sosialisasi ini diharapkan kekerasan terhadap anak dicegah secara dini dengan melibatkan peran serta masyarakat secara luas,” harapnya.
Jurnalis Donal Siahaan
Editor Basa