KOMPAS86.ID, CIMAREME PADALARANG Forum Musyawarah Masyarakat Bandung Barat (FM2BB) menggelar talkshow melalui saluran radio limawaktu.com yang digelar di Studio HBS Jl. Cimareme Padalarang sekaligus sekretariat FM2BB.
FM2BB lahir untuk mengantar pemerintah Kabupaten Bandung Barat menuju arah kearah lebih baik, mengingat saat ini pemda Kabupaten Bandung Barat sedang tidak baik-baik saja, ujar Megaharry Pudjiharto selaku ketua presedium FM2KBB. Selain tidak baik, ternyata Bandung Barat sedang sakit, tutur H. Budi Sudrajat selaku dewan penasehat FM2BB.
Hadir juga Kustiwa yang duduk sebagai Sekjen FM2BB serta Deswan Muda selaku inisiasi keberadaan FM2BB. Ke empat Narasumber juga sebelumnya adalah tokoh yang menginisiasi dalam pemekaran Kabupaten Bandung Barat.
Disampaikan oleh Mega sapaan Mengaharri, saat ini Kabupaten Bandung Barat memasuki usia ke 17 tahun dengan kepala daerah pertama yakni almarhum H. Abu Bakar yang menurutnya telah berhasil memiliki kantor pemerintahan sendiri yang semula ngontrak.
“Dipemerintahan kedua Abu Bakar sudah melakukan pelayanan untuk masyarakat dengan mudah, namun sayang ditahun kedua berjalan, H. Abu Bakar tersingkir karena kasus hukum” terang Mega. Jumat, 16 Agustus 2021.
Paska berlanjutnya kasus hukum Abu Bakar digantikan oleh wakil bupati namun banyak hal-hal yang dianggap masyarakat Bandung Barat tidak masuk akal atau tidak rasional. Artinya banyak kebijakan – kebijakan yang tidak bisa diterima oleh masyarakat.
Beberapa kebijakan birokrasi tidak sejalan dengan aturan yang dianggap tidak pro rakyat, maka dalam tradisi orang timur kita tidak bisa dengan hura-hura mencapai kesejahteraan karena hal ini bertolak belakang.
Kebijakan-kebijakan birokrasi banyak tidak sejalan dengan aturan yang ada contohnya adalah muncul persoalan mutasi yang dibatalkan, adanya gagal bayar pada pihak ketiga, serta adanya defisit anggaran yang muncul di akhir pemerintahan. Karenanya kami bermusyawarah untuk mencari siapa yang bisa memimpin KBB dengan potensi yang ada,” papar Mega.
Sekretaris FM2BB Kustiwa Kartawirya menyebutkan, terbentuknya FM2BB ini diinisiasi karena adanya berbagai masalah yang terjadi pada akhir masa periode akhir 2024 ini. Tak hanya itu, terbentuknya forum ini juga dilakukan saat momentum Pilkada ini bisa melakukan recovery Kabupaten Bandung Barat
“Kami berharap aka nada pemulihan dan pembaharuan di Kabupaten Bandung Barat ,, sehingga bisa kembali kepada tujuan awal pemekaran Kabupaten Bandung Barat,” sebutnya.
Dalam hal keanggotaan, kata Kustiwa, siapapun dan lembaga apapun bisa menjadi anggota FM2BB, yang nantinya akan menjadi wadah untuk diskusi dan bermusyawarah tentang bagaimana hal yang menyangkut pemerintahan Kabupaten Bandung Barat.
“Keberadaan FM2BB menjadi wadah untuk membenahi Bandung Barat kedepan yang didasarkan kepada semangat nu urang, ti urang keur urang,” paparnya.
Sedangkan Dewan Pakar FM2BB Budi Sudrajat menyatakan, jika saat ini Kabupaten Bandung Barat diperlukan treatment yang diawali dari pimpinannya. Jika pemimpinnya dinilai kurang baik maka kita harus mencari sosok yang punya kredibiltas dan integritas.
“Jika kita berpendapat Bandung Barat harus dilakukan treatmen berarti dia sakit, yang dialami oleh Bandung Barat ini adalah sakit kronis,” kata Budi.
Menurutnya, bukti seorang pemimpijn harus memiliki wawasan soal kondisi daerahnya. Keberadaan Bandung Barat sebagai daerah agamis dengan adanya 475 pesantren, sehingga harus ada orang yang memiliki wawasan keagamaan.
“Seorang bupati dan wakilnya diperlukan saling melengkapi sehingga dibutuhkan keseimbangan antra politisi dan seorang ulama, “imbuhnya.
Dia mengungkapkan, saat masih menjadi bagian dari Kabupaten Bandung Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menunjukan angka 72,4 setelah pemekaran Bandung Barat, angka IPM nya malah turun menjadi 69, 2 jadi bukannya naik angka IPM Bandung Barat tetapi malah turun. Ini menunjukan jika di Bandung Barat ada penyakitnya.
“Kalau saya nilai Bandung Barat ini sudah sakit kronis,” ungkap Budi.
Sementara itu, salah seorang pendiri FM2BB Daswan Muda mengungkapkan, potensi yang ada di Kabupaten Bandung Barat cukup besar. Buktinya banyak dari luar untuk maju di pemilihan kepala daerah Kabupaten Bandung Barat. Calon Pemimpin itu harus memiliki kapasitas dan integritas namun ada beberapa artis yang menginginkan menjadi pemimpin di Kabupaten Bandung Barat.
“Ketika seorang artis tidak memiliki kapasitas dan integritas sama dengan bunuh diri, karena selama lima tahun kedepan harus menghadapi kondisi yang luar biasa. Pemimpin Bandung Barat harus mewakafkan diri untuk membenahi kondisi saat ini yang sedang carut marut,” pungkasnya. ***