Cirebon Jabar-Kompas86.ID
~Dalam upaya menyelenggarakan bakti sosial (baksos) yang bertujuan membantu warga masyarakat kota Cirebon, Tim PWRI Kota Cirebon menemui Baznas Cirebon untuk mengajak kerjasama dalam acara pembagian sembako gratis, sembako murah, dan pengobatan alternatif gratis bagi warga tidak mampu di daerah Kecamatan Harjamukti. Acara yang dibagi 2 season itu dilaksankan di 2 titik yang pertama di RW 17 Ciremai Giri dan sukses terlaksana pada tanggal 9 Maret 2024 dan yang kedua direncanakan pada tanggal 30 Maret 2024.
Namun, kontribusi yang minim dari Baznas Cirebon menjadi sorotan, dengan salah satu alasan utamanya adalah ketidakhadiran wakil Ketua Baznas yang selalu tidak berada di tempat saat ditemui, bahkan ketua Baznas sendiri selalu dikabarkan oleh staf tidak ditempat karena kondisi kesehatan tapi kedapatan hadir ada di kantor saat kunjungan PWRI ke BAZNAS.
Dalam kesempatan wawancara dengan awak media, H Hamdan sebagai ketua Baznas Kota Cirebon ditemani 2 orang stafnya, salah satunya adalah sdri Elis, mengatakan bahwa pihaknya merasa kesulitan mengelola keuangan sehingga kadang harus mengeluarkan dana dari kantong pribadi untuk beberapa biaya oprasional nya bahkan dalam keluh kesahnya Hamdan mengatakan Baznas Cirebon dibatasi kewenangannya dalam mengelola oprasional karena semua kebijakan sudah di atur oleh pusat, hal ini di amini oleh 2 stafnya yang turut hadir menemani saat itu.
Baksos ini merupakan bagian dari upaya nyata untuk mengatasi kesulitan ekonomi yang dialami oleh sebagian besar masyarakat. Namun, tanpa dukungan penuh dari pihak sponsor atau Mitra , pelaksanaan acara tersebut menjadi terhambat dan kurang maksimal.
Pihak Tim PWRI Kota Cirebon menyampaikan kekecewaannya terhadap minimnya kontribusi Baznas dalam mendukung kegiatan kemanusiaan ini.
Ketidakhadiran petinggi Baznas selama beberapa hari menjadi salah satu kendala utama dalam mengkoordinasikan upaya baksos ini.
Baznas, sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas distribusi zakat, infak, dan sedekah, memiliki peran penting dalam membantu masyarakat yang membutuhkan. Namun, kurangnya keterlibatan dan koordinasi dari Baznas Cirebon menunjukkan adanya kekurangan dalam manajemen dan komunikasi internal.
Ketua PWRI Cirebon kota, Raden Kemal , menyatakan keinginannya agar Baznas Cirebon lebih proaktif dalam mendukung kegiatan kemanusiaan seperti baksos ini. Kemal berharap Baznas dapat lebih responsif dan hadir secara aktif untuk mendukung upaya-upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam konteks ini, penting bagi Baznas Cirebon untuk melakukan evaluasi internal terhadap kinerja dan komitmen anggotanya dalam mendukung kegiatan sosial dan kemanusiaan. Sinergi antara Baznas, pemerintah, dan masyarakat perlu ditingkatkan guna memastikan bahwa bantuan dan dukungan tersalurkan dengan tepat dan efektif kepada yang membutuhkan.
Semoga kejadian ini dapat menjadi momentum bagi Baznas Cirebon untuk meningkatkan kontribusinya dalam mendukung kesejahteraan masyarakat dan memperkuat hubungan kemitraan dengan berbagai pihak yang terlibat dalam upaya kemanusiaan. ( Rico )