Ketua Komisi II DPRD Kota Pekanbaru Minta Pertamina Carikan Kuota Bagi 60 Penyalur Gas Elpiji Eks Kontrak PT SGM
PEKANBARU, Kompas86.id – Ketua Komisi II DPRD Kota Pekanbaru, Dapot Sinaga dalam rapat dengar pendapat di ruang rapat Paripurna DPRD Pekanbaru, Selasa (21-2-2023), meminta pihak Pertamina mencarikan solusi kuota bagi 60 penyalur gas elpiji 3 Kg yang ditelantarkan PT Surya Global Mandiri (SGM) sejak 22 Desember 2022 lalu.
Hadir dalam hearing antara Komisi II DPRD Kota Pekanbaru dengan Pertamina dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru berserta 60 orang penyalur gas elpiji se kota Pekanbaru.
“PT SGM ini telah melakukan wanprestasi, bukan tanpa sebab, di dalam kontrak yang dipegang para penyalur, tidak ada sanksi bagi Pertamina atau PT SGM ketika terjadi hal-hal seperti ini, justru Sanki yang tertulis dalam kontrak hanya untuk sipenyalur sendiri,” ungkap Arwinda.
Namun, pihak Pertamina yang diwakili Kepala Pertamina Pekanbaru, Muhajir menyebut kuota para penyalur ini melalui PT SGM masih ada di gudang Pertamina, hingga hari itu masih aman dan belum dialihkan. Tapi dirinya enggan menyebutkan di gudang mana saja stok itu disimpan.
Ketika media ingin mendalami pernyataannya itu, usai hearing ditutup Ketua Komisi II Dapot Sinaga, Muhajir malah mengelak dan menyuruh media menemui pihak Humas Pertamina saja, dan langsung bergegas meninggalkan ruang rapat.
Menanggapi hal tersebut, Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Pewarta Pers Indonesia ( DPW A-PPI) Rinto Regent Silaban menyebutkan bahwa sebagai pejabat di salah satu peruasahan plat merah, Muhajir harusnya bisa memberikan keterangan langsung pada wartawan dan bukannya berkelit dan malah melemoarkan wartawan ke humasnya.
“Aturan darimana itu, wartawan konfirmasi usai hearing koq dipersulit dan harus diarahkan ke humas lagi. Padahal yang berbicara di hearing dia, bukan humasnya,” ungkap Rinto.
Hal senada disampaikan Ketua DPW A-PPI Berti Sitanggang. Berti menganggap Pertamina tidak jujur, dan berlaku semena-mena dengan menutup-nutupi apa yang sebenarnya terjadi.
“Pertamina harusnya jujur terhadap masyarakat, jangan ada yang ditutup-tutupi, sudah dua bulan masyarakat Kota Pekanbaru mengalami kelangkaan gas elpiji 3 Kg, justru pihak Pertamina menimbun gas dengan alasan tidak ditebus PT SGM. Harusnya pihak Pertamina tidak perlu menimbun itu dengan alasan apapun, karena sudah dua bulan PT SGM tidak menebus kuotanya, Pertamina harus mengambil langkah demi masyarakat,” tegas Berti.
“Awalnya kita berharap, pihak Pertamina berani menunjukkan, dimana stok PT SGM itu ditempatkan, agar tidak menimbulkan asumsi liar di kalangan masyarakat, ini kok Muhajir malah menghindar dari media, ada apa?” pungkas Berti.**
Team A-PPI Riau