Ref Lubuak (Owner) dan dua orang pengunjung yang sedang berkaraoke dalam gemerlapnya suasana Lhoeboek Cafe.
Bukittinggi, Sumbar – Kompas86.id | Fenomena menjamurnya cafe-cafe tempat tongkrongan kawula muda, bak cendawan tumbuh di setiap sudut Kota Bukittinggi. Nongki di cafe atau ngafe seolah sudah menjadi kebutuhan bagi kalangan muda, sebagai tempat minum kopi, sarana bersosialisasi, media berselfie/berswafoto sembari menikmati tampilan live music.
Para owner cafe berlomba menyuguhkan konsep dan spesifikasi yang berbeda-beda, mulai dari desain bangunan, perabotan dan ruangan cafe, ada juga yang menonjolkan menu spesifik dan keunggulan lain yang dirancang untuk menjadi daya tarik pengunjung, supaya betah duduk berlama-lama, sambil menikmati musik, makanan dan minuman yang bisa di pesan melalui buku tabel menu.
Lhoeboek Cafe yang jumawa berdiri di Jalan Syeikh Jamil Jambek, Simpang Lambau Bukittinggi, adalah salah satu cafe yang mampu eksis ditengah pesatnya pertarungan pebisnis cafe yang mencoba peruntungannya di Kota Bukittinggi. Beberapa keunikan yang dimiliki Lhoeboek Cafe tidak ditemukan di cafe-cafe lain, yang rata-rata mengusung konsep mainstream dan modern.
Lhoeboek Cafe tidak menyediakan live music (Grup Band), tetapi tersedia karaokean via wifi berbayar, di back up dengan sound system sederhana dan TV LED. Diatas meja dijejali dengan sajian makanan produksi usaha rumahan dan UMKM, seperti onde-onde, bakwan, peyek, lumpia, bermacam gorengan dan tersedia juga pisang panggang santan, indomie rebus dan nasi goreng anak sekolahan, yang tidak dituangkan dalam buku menu cafe.
Menu kelas lapau ini disajikan di dalam cafe yang tidak kalah artistiknya dengan desain cafe-cafe modern lainnya, juga diperlengkap dengan suguhan minuman-minuman tradisi, teh saring, kopi bukik apik, teh telor dan berbagai minuman khas Bukittinggi lainnya. Lhoeboek Cafe tidak mengenal mesin pengolahan American Black Coffee atau Italian Coffee Late, serta berbagai varian kopi import, yang mainstream kita temukan di cafe-cafe modern saat ini.
Lhoeboek Cafe juga tidak memiliki segmen tertentu, semua kalangan mulai dari anak-anak sekolah, kaum ibu, pejabat dan politisi membaur tanpa ada perbedaan. Tidak ada perlakuan istimewa bagi siapapun yang datang kesini, semua pengunjung yang nongki memiliki kedaulatan yang sama atas panggung dan mic yang disediakan sang owner Da Ref Lubuak, yang sekaligus bertindak sebagai pramusaji, koki, kasir dan terkadang harus jadi juru parkir dadakan, khusus didepan Lhoeboek Cafe, Jln. Syeikh Jamil Jambek, Simpang Lambau, Kota Bukittinggi. ( Ken )