NasDem Jepara Dicap Pengkhianat oleh Pendukung Witiarso Utomo

oleh
Bagikan artikel ini

Jepara Jateng-Kompas86.ID

Dukungan penuh dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD) NasDem Jepara kepada Witiarso Utomo sebagai calon Bupati Jepara mendadak berubah menjadi polemik panas. Para pendukung Witiarso Utomo kini mencap DPD NasDem Jepara sebagai “pengkhianat” setelah keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) NasDem di detik-detik terakhir merekomendasikan pasangan calon bupati kepada Nurrudin Amin, yang akrab disapa Gus Nung.

 

Sejak awal, DPD NasDem Jepara sudah mengikrarkan dukungannya secara resmi kepada Witiarso Utomo. Dukungan ini bahkan diperkuat dengan rekomendasi internal yang dianggap sudah pasti. Namun, kenyataan berkata lain saat DPP NasDem mengalihkan dukungannya kepada Gus Nung, membuat para pendukung Witiarso merasa dikhianati.

 

Witiarso Utomo, yang telah berjuang dan membangun komunikasi politik yang baik selama tiga tahun terakhir bersama NasDem, mengaku kecewa dengan keputusan tersebut. “Ada kekecewaan setelah 3 tahun bersama dengan membangun komunikasi baik, tapi saya legowo dan menerima keputusan dari DPP Partai NasDem, dan kami tetap berjuang sesuai tujuan awal, ” ujar Witiarso Utomo.

 

Situasi ini memicu gejolak politik di Jepara. Para pendukung Witiarso merasa bahwa intrik politik telah merusak proses demokrasi yang sudah berjalan baik selama ini. Mereka menyebut langkah DPP NasDem ini sebagai bentuk pengkhianatan terhadap aspirasi dan kerja keras kader serta simpatisan NasDem di Jepara.

 

Sementara itu, pihak DPP NasDem belum memberikan keterangan resmi mengenai alasan di balik keputusan ini. Namun, spekulasi menyebutkan bahwa perubahan rekomendasi ini berkaitan dengan masalah internal dan strategi politik yang lebih luas untuk mengamankan suara di wilayah Jepara.

 

Kondisi ini menambah ketegangan di kancah politik Jepara menjelang pemilihan kepala daerah. Witiarso Utomo, meskipun menerima keputusan DPP NasDem, tidak bisa menutupi kekecewaannya dan rasa pengkhianatan yang dirasakan oleh para pendukungnya. Bagaimanapun, dinamika politik di Jepara tampaknya akan terus bergulir dengan tensi yang tinggi, seiring mendekatnya hari pemilihan.

 

Intrik politik yang sedang terjadi ini menambah tensi menjelang Pemilihan Bupati Jepara. Situasi ini tentu saja membuat peta politik di Jepara semakin panas dan tak terduga. Masyarakat Jepara kini menantikan perkembangan selanjutnya, apakah konflik ini akan berdampak pada hasil akhir pemilihan atau justru menjadi peluang bagi pihak lain untuk mengambil keuntungan.

 

(Rud)