Surabaya Jatim-Kompas86.ID
Merayakan Hari Musik Nasional, Pamor Wicaksono SH., politisi Partai Golkar dari Brebes ini melakukan tabur bunga di makam Wage Rudolf Supratman di Surabaya pada Sabtu (09/03/2024). Kegiatan ini dilangsungkan bersama Forum Pamong Kebudayaan Jawa Timur secara sederhana.
Hari Musik Nasional ditetapkan oleh pemerintah sebagai bentuk penghargaan kepada Wage Rudolf Supratman, pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya. Tanggal 9 Maret adalah hari kelahiran Seniman yang untuk pertama kalinya memperdengarkan lagu Indonesia Raya dalam Kongres Pemuda kedua pada 28 Oktober 1928.
Lewat perayaan ini, Pamor Wicaksono berharap generasi saat ini bisa mengenal Lagu Indonesia Raya tiga stansa. Selama ini masyarakat terbiasa mendengar lagu kebangsaan hanya dalam versi satu stansa 1saja. Ia juga berharap, secara kelembagaan pemerintah dapat mendorong agar Indonesia Raya tiga stansa lebih sering dinyanyikan dalam kegiatan-kegiatan kenegaraan.
Ki Bagong Sindukarto, Ketua Forum Pamong Kebudayaan Jawa Timur mengatakan “Kegiatan perayaan hari musik, sudah menjadi agenda kami secara tahunan sekaligus memperingati hari seniman bangsa Pahlawan Nasional Wage Rudolf Supratman. Selama beberapa tahun kami juga terus mengusulkan agar lagu Indonesia Raya dinyanyikan dalam versi tiga stansa”.
Forum Pamong Kebudayaan Jawa Timur akan menggelar Festival Keroncong On The Mountain pada bulan Mei sebagai bagian dari perayaan hari Musik Nasional tahun ini. Lewat kegiatan ini, Ki Bagong berharap musik Keroncong dapat lebih dilestarikan. Ini merupakan kesepuluh kalinya festival ini dilakukan.
Ia juga berharap, para seniman baik musisi dan pencipta lagu saat ini dapat melahirkan karya musik yang lebih baik, khususnya menciptakan lagu anak-anak. Minimnya lagu anak-anak, membuat mereka acapkali menyanyikan lagu-lagu orang dewasa dimana liriknya tentu tidak sesuai dengan anak-anak.
“Nilai-nilai moral dalam lagu anak-anak adalah pendidikan dasar karakter yang penting sekali. Dengan mengabaikan kebutuhan mereka pada ketersediaan lagu-lagu tersebut tentu bisa menjadi persoalan yang pelik dimasa depan”, pungkas Pamor.
Redaksi