Agam- Sumbar. KOMPAS86.ID | Kemacetan parah terjadi diruas jalan Bukittinggi-Payakumbuh, sejak jam 08.00 WIB (Pagi). Kemacetan parah ini menimbulkan antrian Panjang kendaraan yang mengular dari Pasar Baso hingga ke Simpang Kotohilalang, yang berjarak sekitar 2 km dari Pasar Baso menuju Kota Bukittinggi.
Antrian panjang kendaraan ini sempat mengalami stagnant atau tidak begerak sama sekali dalam jangka waktu yang panjang, lebih dari 3 jam menjelang siang. Diketahui biang kemacetan parah ini disebabkan oleh pasar tumpah yang terjadi setiap hari pasar (Senin) di depan Pasar Baso. Senin (23/01).
Diketahui kemacetan parah ini sudah menjadi kejadian rutin setiap hari Senin di Pasar Baso, yang berada diruas jalan raya Bukittinggi-Payakumbuh. Hal ini juga diperparah oleh kemacetan yang terjadi di beberapa perempatan yang sekitar Pasar Baso, seperti Simpang Candung, Simpang Batu Sangkar dan arus keluar-masuk kendaraan di SPBU Baso, menambah kroditnya ruas jalan Bukittinggi-Payakumbuh tersebut.
Angga salah seorang usahawan tambal ban yang membuka usaha di simpang Sungai Jernih-Baso mengeluhkan peristiwa kemacetan parah ini, karena berdampak langsung pada penurunan pendapatannya pada saat kemacetan terjadi berjam-jam di sepanjang ruas jalan Pasar Baso.
“Kemacetan seperti ini sudah sangat lama terjadi, dan sudah menjadi tontonan wajib bagi warga di sepanjang jalan Pasar Baso setiap hari Senin, kemacetan ini juga berpengaruh langsung terhadap omzet usaha kami mengalami penurunan drastis hingga 50%”, kata Angga kepada kompas86.id.
Terpantau dilapangan, tidak ada petugas berwenang yang ditugaskan membantu mengurai dan mengendalikan arus lalu lintas, yang sudah disesaki antrian panjang kendaraan dari arah Bukittinggi dan Payakumbuh, kecuali hanya beberapa anggota Polsek Baso yang bertugas di depan Pasar Baso.
Terpantau oleh awak media hingga jam 03.00 siang, kondisi jalan masih stag dan belum terurai, dengan antrian kendaraan yang semakin padat dan sudah berada dalam 4 jalur memakan bahu jalan.
Walinagari Tabek Panjang saat dikonfirmasi soal kemacetan ini mengatakan, bahwa kemacetan parah ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, keramaian Pasar, Angdes menaik-turunkan penumpang di depan pasar dan tidak adanya petugas Dishub yang berada dilapangan.
“Persoalan kemacetan tentunya bukan wewenang kami di Pemerintahan Nagari, seharusnya hal ini dibantu oleh Dinas Perhubungan Agam, yang lebih berwenang terhadap pengaturan jalan raya”, kata Doni Suhendri, SE.
Lanjut Doni, “Kemacetan ini sudah menjadi kejadian yang menahun, sejak beberapa tahun belakangan ini belum ada upaya kongkrit dari pihak terkait untuk mencari solusinya”
“Kami dari Pemerintahan Nagari Tabek Panjang akan upayakan koordinasi dengan pihak Pengelola Pasar Syarikat Baso, Camat Baso dan Dinas Terkait lainnya, agar bisa duduk satu meja, guna mencari solusi dari persoalan kemacetan ini”, pungkas Walinagari Tabek Panjang, Doni Suhendri.
Aldi Akbar salah seorang anak Nagari Baso yang baru pulang dari rantau, menyayangkan pihak pengelola Pasar Baso, yang dianggapnya tidak mampu bekerja maksimal dalam melakukan penataan terhadap sistem dan tatakelola pasar.
“Pengelola Pasar Baso seharusnya bisa mengatur tata ruang pasar, agar tidak menimbulkan dampak terhadap kamacetan parah yang sudah berlangsung dari pagi hingga sore ini, dan kemacetan seperti ini pun sudah berlangsung bertahun-tahun lamanya hingga sekarang”, ujar Aldi Akbar.
“Kalau pengurus Pasar Baso tidak mampu melaksanakan kinerja yang sesuai, maka Camat Baso dan para pihak Nagari yang berserikat, harus segera melakukan tindakan evaluasi terhadap kepengurusan Pasar Syarikat Baso ini, jika perlu laksanakan tindakan yang bersifat intervensi”, tegas Aldi.
Kondisi kemacetan parah arus lalu-lintas di ruas jalan Bukittinggi- Payakumbuh km.12 Pasar Baso, yang mengalami peningkatan mobilitas kendaraan dari waktu ke waktu, menuntut sinergitas kebijakan yang jelas dan tegas antara Pengelola Pasar Baso, Walinagari, Camat, Dishub Agam dan pihak terkait lainnya. (ken)