(foto: Hasanudin, Ketua DPD KNPI Manggarai Barat)
Labuan Bajo NTT- Hasanudin, Ketua Pengurus Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Manggarai Barat kecewa dengan PT.Wika lantaran kondisi proyek infrastruktur ruas jalan di Desa Golo Mori yang dikerjakan oleh PT.Wika rusak parah.
Pembangunan ruas jalan yang menghubungkan Labuan Bajo dengan Golo Mori di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) Nusa Tenggara Timur (NTT) menelan anggaran Rp 481 Miliar yang bersumber dari dana APBN. Angka yang tergolong fantastis itu demi perluasan jalan selebar 23 meter dengan total panjang 25 kilometer.
Diketahui, peningkatan ruas jalan mulai dari Simpang Pede-Nanga Na’e – Mbrata – Nalis – Cumbi – Kenari – Golo Mori – hingga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Golo Mori sepanjang 25 km hampir selesai dikerjakan.
Dari total panjang ruas jalan yang dikerjakan dari Labuan Bajo itu, ada 2 kilometer jalan penghubung Kenari-Golo Mori yang dikerjakan oleh PT.Wika arah ke luar Kampung Golo Mori.
(foto: kondisi ruas jalan masuk Kampung Lo,ok, Desa Golo Mori)
Terpantau media ini dilokasi pada Sabtu (15/04/2023) kondisi ruas jalan di tiga titik mengalami kerusakan yang sangat parah, padahal pengerjaan ruas jalan tersebut baru dua minggu usai dikerjakan namun kondisinya sangat memprihatikan. Adapun tiga tiga titik lokasi yang mengalami kerusakan yang sangat parah diantaranya, Jalan masuk kampung jarak, jalan menuju kampung Tao, dan Jalan menuju kampung Look.
Melihat kondisi itu, ketua DPD KNPI Manggarai Barat, Hasanudin kecewa dengan PT.Wika selaku kontraktor pelaksana pengerjaan proyek tersebut.
Menurut Hasanudin atau yang akrab disapa Hasan, dirinya sangat kecewa karena melihat progres pengerjaan jalan menuju kampung Jarak, kampung Tao dan kampung Lo,ok Desa Golo Mori, mengalami kerusakan yang sangat parah, padahal pengerjaan ruas jalan tersebut baru dua minggu selesai dikerjakan.
Hasan menjelaskan, ruas jalan Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus menuju Golo Mori di bawah pengelolaan PT WIKA pada awalnya menuai polemik. Dari panjang ruas jalan yang tertempel di papan proyek mencapai 25 KM terhitung dari arah Gorantolo sampai ke titik finis vanue pembangunan hotel persiapan Asean Sumit di kawasan Golo Mori.
“Pembangunan ruas jalan yang dikerjakan PT. WIKA dikerjakan dengan mengunakan ASPAL atau (dikategorikan kelihatan asli tetapi hasilnya palsu) dari sisa luas pekerjaan yang dikerjakan menuju kampung Jarak, kampung Tao dan kampung Lo,ok Desa Golomori sepanjang 2 KM. Yah faktanya palsu,”ujar Hasan kepada media kompas86.com saat ditemui dikediamannya pada Sabtu (15/04/2023).
Hasan membeberkan bahwa Palsu yang dimaksudkan yaitu sisa jalan yang dikerjakan PT.Wika menuju kampung jarak, kampung Tao dan kampung Lo,ok tersebut baru dua minggu usai dikerjakan langsung rusak karena aspalnya langsung menganga setelah dilewati mobil tranton besar dari BRL dan ITDC.
(foto:kondisi ruas jalan masuk kampung jarak, desa Golo Mori)
“Dari kualitas seperti tampak pada gambar, jalan dikerjakan PT Wika belum dipakai sudah rusak hampir sepanjang jalur mulai dari bundaran cabang hotel menuju kampung Jarak, kampung Tao dan kampung Lo,ok benar – benar tidak berkualitas. Belum lagi pekerjaan draenasi air got- nya tidak ada,” jelas Hasan.
“Kemana tim pengawas pekerjaan jalan sekelas KEK itu?
Kemana tim PHO memfinalisasi jalan itu bahwa berkualitas atau tidak?,”tambahnya.
Melihat kondisi ril yang terjadi, bobot kualitas jalan Kawasan Ekonomi Khusus dikerjakan benar – benar tidak berkualitas, setengah hati, dan tidak menggunakan tenaga profesional dan dikerjakan asal jadi.
“Melalui pernyataan ini, saya mendesak PT. WIKA yang dipercayakan negara untuk mengerjakan proyek ruas jalan Kawasan Ekonomi Khusus itu harus bertanggungjawab terhadap kerusakan yang terjadi,” Tegas Ketua KNPI Mabar.
Inilah yang di sebut bentuk pekerjaan pilih kasih atau tebang pilih dan bobot kualitas pekerjaannya juga berbeda – beda. Kalau untuk hotel yang dilewati bos-bos pasti bagus. Tapi jalan yang digunakan warga setiap hari dikerjakan asal – asalan, padahal negara telah gelontorkan dana sebesar Rp481 Miliar.
“Seharusnya sisa perkerjaan jalan Kawasan Ekonomi Khusus Menuju Golo Mori mesti bobotnya harus sama, karena panjang aspal menuju kampung Jarak, kampung Tao dan kampung Lo,ok masih bagian dari 25 KM yang di kerjakan oleh PT WIKA. Bukan dana sisa,”Tutup Hasan.
(foto: Kondisi ruas jalan masuk kampung Tao, desa Golo Mori)
Sementara itu, Wilibaldus Thomas Putra, salah seorang warga desa Golo Mori mengecam keras terhadap PT.Wika selaku penanggung jawab pengerjakan proyek jalan tersebut.
Menurutnya, sebagai tokoh masyarakat desa Golo Mori dan juga tokoh pemuda, saya merasa kecewa dan menuntut PT.Wika selaku penanggung jawab utama harus bertanggung jawab karena jalan ini baru dibuat tapi sudah rusak parah.
“Kami minta PT.Wika untuk benar-benar serius dalam mengerjakan infrastruktur ruas jalan di desa kami desa Golo Mori,” ujarnya kepada kompas86.com, Sabtu (15/04/2023).
Lebih lanjut kata Wili, pada saat musim hujan, pengandara motor yang Melawati jalur masuk kampung Lo,ok tersebut sering mengalami kecelakaan akibat kerusakan aspal jalan yang baru saja selesai dikerjakan.
“Kami minta keseriusan dari PT.WIKA untuk segera diperbaiki terkait jalan yang rusak di tiga lokasi tersebut, yakni jalan masuk kampung Jarak, jalan masuk kampung Tao dengan jalan masuk kampung Lo,ok Desa Golo Mori.
“Jika PT. Wika tidak bertanggung jawab dan tidak mengindahkan permintaan kami, maka kami akan kerahkan masa dari desa Golo Mori untuk menggelar aksi demo di kantor PT.Wika yang berlokasi di pantai Pede, Jl.Gorontalo Labuan Bajo. Prihal menuntut pertanggungjawaban dari PT.Wika sebagai kontraktor pelaksana,” tegas Wili.
Hingga berita ini diterbitkan, media ini telah berupaya menghubungi pihak manager PT.Wika untuk dimintai tanggapan terkait persoalan ini namun tidak direspon. (*Red*)