Garut Jabar- kompas96.id
Kabupaten Garut baru-baru ini menjadi tuan rumah musyawarah strategis yang melibatkan berbagai tokoh penting. Acara yang diadakan di STAI Siliwangi Garut, Jalan Raya Leles No. 117, Kabupaten Garut, Jawa Barat ini dihadiri oleh Ketua KSPSI Andri Hidayatulloh, Ketua LMDH Sinar Harapan H. Koko Ali Permana, Ketua Kornas Tani Kabupaten Garut Dudung, Aceng Imban, perwakilan mahasiswa-mahasiswi STAI Siliwangi, serta tamu undangan lainnya. Diskusi ini membahas tantangan dan peluang dalam membangun ketahanan pangan, energi, dan sumber daya manusia.
Dalam sambutannya, H. Koko Ali Permana menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menghadapi isu-isu strategis yang dihadapi Kabupaten Garut. Beberapa tantangan utama yang disorot adalah penurunan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), tingginya angka kemiskinan, serta ancaman kekeringan yang diperkirakan terjadi pada tahun 2030. Menurutnya, solusi atas masalah-masalah ini membutuhkan inovasi, adaptasi, dan kerja sama dari semua elemen masyarakat.
Potensi besar Kabupaten Garut di sektor pertanian, kehutanan, dan konservasi juga menjadi fokus pembahasan. Meskipun 73% wilayah Garut masuk kategori konservasi, kontribusi terhadap pelestarian lingkungan dinilai masih minim. Hal ini menjadi peluang sekaligus tantangan besar bagi pembangunan berkelanjutan di daerah tersebut.
Ketua KSPSI, Andri Hidayatulloh, menekankan perlunya aksi bersama untuk mendorong ketahanan pangan dan energi dan Ketahanan Air Salah satu program yang diusung adalah swasembada air melalui gerakan penghijauan di berbagai wilayah. Ia menegaskan bahwa kolaborasi ini tidak hanya melibatkan buruh pabrik, tetapi juga buruh tani, kehutanan, dan masyarakat luas. “Kita harus bergerak bersama demi keberlanjutan kehidupan,
Salah satu inovasi yang diperkenalkan adalah program “Integrated Area Development,” sebuah pendekatan terpadu yang menggabungkan sektor pertanian, kehutanan, perikanan, dan peternakan. H. Koko berharap program ini menjadi model nasional yang memberikan dampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan.
Ketua Kornas Tani Kabupaten Garut, Dudung, turut memaparkan program unggulan yang mendukung pengembangan sektor pertanian dan peternakan. Program Kornestani, misalnya, memperkuat kelompok tani melalui sinergi dengan akademisi dan komunitas. Selain itu, pengembangan sejuta larva ikan nila dan produk olahan seperti abon ikan diharapkan meningkatkan daya saing petani.
Di sektor peternakan, konsep “Tiga Emas” yang terdiri dari Emas Putih (susu), Emas Merah (daging), dan Emas Hijau (limbah ternak untuk biogas dan pupuk) menjadi salah satu terobosan. Inisiatif ini juga didukung oleh program penyediaan makanan bergizi gratis bagi siswa TK hingga pesantren, yang bertujuan meningkatkan kualitas gizi masyarakat.
Dalam diskusi tersebut, semua pihak sepakat bahwa kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta adalah kunci keberhasilan. Dengan kerja sama erat, tantangan sebesar apa pun dapat diatasi. “Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Semangat gotong-royong harus menjadi fondasi pembangunan,” kata Andri.
Musyawarah ini diharapkan menjadi awal kebangkitan Kabupaten Garut sebagai daerah percontohan di Indonesia. Melalui sinergi lintas sektor, Garut tidak hanya diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan internal, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan nasional yang lebih luas.
H. Koko menutup acara dengan optimisme tinggi. “Dengan kerja sama yang kokoh dan komitmen yang kuat, kita dapat mewujudkan Garut yang lebih maju, sejahtera, dan berkelanjutan,” ungkapnya. Langkah ini menandai harapan baru bagi masa depan Kabupaten Garut dan Indonesia.
Soni / tachmat