Jepara Jateng–Kompas86.ID
Polres Jepara Jajaran Polwan Polres Jepara, melaksanakan upacara ziarah dan tabur bunga dalam rangka memperingati hari jadi Polwan ke-76 tahun 2024.
Upacara ziarah dan tabur bunga tersbeut dilaksanakan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Giri Dharma Jepara, yang diikuti seluruh polwan Polres Jepara, Kamis (22/8/2024).
Bertindak selaku inspektur upacara adalah Senior Polwan Polres Jepara AKP Sri Retno Biyanti.
Ziarah diawali dengan penghormatan umum, peletakan karangan bunga dan diakhiri dengan acara tabur bunga di seluruh pusara para pahlawan oleh seluruh peserta upacara.
AKP Retno mengatakan, bahwa upacara ziarah dan tabur bunga ini merupakan rangkaian kegiatan peringatan Hari Jadi Polwan ke-76.
“Hari ini kami menggelar upacara ziarah dan tabur bunga di TMP Giri Dharma Jepara yang mana acara tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan menjelang hari jadi Polwan ke-76,” ujar AKP Retno selepas kegiatan upacara ziarah dan tabur bunga di TMP Giri Dharma Jepara, Kamis (22/8/2024).
Menurutnya, kegiatan ini juga sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan terhadap jasa-jasa para pahlawan serta pejuang kemerdekaan yang telah mendahului kita.
Melalui Hari Jadi Polwan ke-76 ini, AKP Retno mengajak Polwan Polres Jepara untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, disiplin dan kualitas sumber daya personel Polwan yakni Polwan Presisi Mendukung Percepatan Transformasi Ekonomi Yang Inklusif Dan Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas.
Sementara itu, menurut informasi yang dirilis museumpolri.org, sejarah hari Polwan dimulai pada awal 1948, atau lebih kurang tiga tahun setelah Indonesia merdeka, namun sebelum terjadi agresi militer Belanda.
Saat itu polisi selalu menemui kesulitan, ketika harus memeriksa wanita yang menjadi korban kejahatan, tersangka pelaku, atau saksi sebuah kasus.
Hal tersebut mengakibatkan polisi sering harus meminta bantuan para istri polisi dan pegawai sipil wanita, untuk melaksanakan tugas pemeriksaan fisik.
Organisasi wanita dan organisasi wanita Islam di Bukittinggi, kemudian berinisiatif mengajukan usulan kepada pemerintah, agar wanita diikutsertakan dalam pendidikan kepolisian, untuk menangani masalah tersebut.
Cabang Djawatan Kepolisian Negara untuk Sumatera yang berkedudukan di Bukittinggi, memberikan kesempatan mendidik wanita-wanita pilihan, untuk menjadi polisi. Pada tanggal 1 September 1948 secara resmi disertakan 6 siswa wanita, yaitu Mariana Saanin, Nelly Pauna, Rosmalina Loekman, Dahniar Sukotjo, Djasmainar, dan Rosnalia Taher
Mereka mulai mengikuti pendidikan inspektur polisi, bersama 44 siswa laki-laki, di SPN Bukittinggi.
Sejak saat itu, tanggal 1 September selalu diperingati sebagai hari lahirnya polisi wanita (Polwan).
(Rud)