Rasa Empati Masyarakat  Luas Atas Kematian Nia Gadis Penjual Gorengan”

oleh
Bagikan artikel ini

Kayu Tanam. KOMPAS86.ID– Hari ini sudah dua minggu berlalu pasca ditemukannya jenazah Nia (18 tahun) gadis penjual gorengan di Korong Pasa Surau Nagari Guguak Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam yang diduga adalah korban tindak pidana pemerkosaan dan pembunuhan. Sampai hari ini masih banyak masyarakat dari berbagai daerah yang datang bertakziyah ke rumah nenek almarhumah Nia. Minggu (22/9/2024)

Pasca kejadian yang sangat memilukan ini, masyarakat setempat bergotong-royong membangun rumah permanen untuk nantinya ditempati oleh ibu, kakak, dan adik-adik Nia. Rumah yang sedang dikerjakan masyarakat ini dibangun di depan rumah kayu yang selama ini ditempati oleh Nia bersama ibu dan saudara-saudaranya. Rumah kayu yang sebenarnya jauh dari status layak itu tak boleh dirubuhkan oleh ibunya Nia sebab itu adalah hasil jerih payah Nia menjual gorengan. “Bialah rumah tu tagak taruih, jadi kenang-kenangan, hasil pancarian si Nia rumah tu”, tutur Eli, ibu kandung Nia.

Bisa disaksikan, masyarakat terus berdatangan ke lokasi dibangunnya rumah permanen buat ibu dan saudara-saudaranya Nia sambil bertakziyah. Banyak mobil tamu terparkir di halaman rumah tetangga Nia. Mereka turut memberi bantuan untuk pembangunan rumah baru buat ibu Eli. Rumah baru ini dibangun atas bantuan masyarakat dan pemerintah.

Ketika ditemui di rumah nenek Nia, dilihat wajah dan didengar perkataannya, jelas tergambar Ibu Eli masih belum bisa menerima kenyataan anaknya (Nia) yang dibunuh secara keji. Ketika ditanya apa ada sehat, Eli langsung berkata:  “Awak ndak tarimo wak, anak wak dikubuanyo sarupo itu, dihukum mati paja tu, baru sanang hati wak!”. Demikian Ibu Eli mengutuk si pelaku pembunuhan terhadap anaknya. Ibu mana yang bisa menerima kenyataan anaknya dihilangkan nyawanya dengan cara seperti itu.

Kemudian Eli dengan sigap mengambil sebuah tas ransel lusuh, dan mengeluarkan lembaran-lembaran sertifikat dan piagam penghargaan atas prestasi-preatasi Nia selama bersekolah. Saya kagum dengan Nia, seorang gadis pelajar yang berasal dari keluarga miskin punya cukup banyak prestasi. Ada sekian lembar penghargaan atas prestasi pencak silatnya, pramuka, dan tahfizh Qur’an. Eli juga bercerita bahwa anaknya pintar berbahasa Inggris. Eli juga menceritakan bahwa anaknya bulan depan rencananya akan memulai perkuliahan di sebuah perguruan tinggi swasta di Kota Pariaman setelah dua kali gagal lulus seleksi masuk perguruan tinggi negeri di Kota Padang.

Dibalik kisah kematian Nia, terkandung hikmah dan pelajaran yang bisa kita petik. Kisah kehidupan Nia hanyalah satu dari sekian banyak kejadian di negeri ini yang menggambarkan bagaimana anak harus memikul tanggungjawab ekonomi yang sebetulnya bukan atau belum menjadi tanggungjawab mereka. Secara umum, fenomena ini disebabkan banyak hal, antara lain; ketidaksiapan sebelum berumahtangga, ayah yang tak bertanggungjawab, rumah tangga yang tak harmonis, kepedulian sosial yang menurun, dan kehadiran negara yang belum maksimal mulai dari pemerintahan level terbawah sampai yang paling atas.

Kita tidak tahu pasti apa penyebab Nia harus memikul beban kehidupan seperti itu. Kita juga harus meyakini bahwa kematian Nia adalah takdir Allah. Semoga keluarga Nia bisa tabah dan sabar menerima cobaan ini. Semoga Allah menguatkan ibu dan saudara-saudara Nia. Semoga kisah Nia menyadarkan kita untuk meningkatkan kepedulian sosial terhadap sesama sehingga kita tak mendengar lagi kisah-kisah sedih anak-anak yang harus memikul beban ekonomi keluarga yang sebenarnya bukan tanggungjawab mereka.

Islam mengajarkan bahwa kepedulian sosial adalah instrumen utama dalam hubungan sesama manusia. Memperhatikan orang miskin adalah kewajiban sosial seorang muslim. Allah perintahkan dan jelaskan dalam Al-Qur’an. Semangat surat Al-Ma’un harus terus kita gelorakan. Pemimpin formal di semua level dan non formal dalam masyarakat (seperti niniak mamak) tentunya harus lebih peka dan responsif atas persoalan sosial ekonomi masyarakat miskin.

Semoga Allah tempatkan Nia di tempat yang terbaik. Semoga kegigihan Nia membantu kehidupan keluarga menjadi sebab Allah masukkan Nia ke dalam surga. Semoga Ibu dan saudara-saudara Nia sabar dan tabah.
Aamiiiin ya Allah…. (*)

Artikel. Eryandi Ray