Selain Bumil dan Stunting, Penanganan TBC Jadi Prioritas Puskesmas Windusari*

oleh
Bagikan artikel ini

MAGELANG Jateng-Kompas86.ID

Pada tahun 2024 ini selain bumil dan stunting, penanganan TBC (Tuberkulosis) menjadi prioritas pelayanan Puskesmas Windusari Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Hal itu diungkapkan Kepala Puskesmas Windusari drg. Irmena Rida Yularwati dalam pertemuan Lokakarya Mini Tri Bulanan Lintas Sektor, di Aula Puskesmas setempat, Kamis (22/02/2024).

 

Dalam sambutannya, Kepala Puskesmas Windusari drg. Irmena Rida Yularwati mengatakan kesempatan kegiatan awal tahun 2024 ini dilakukan agar dapat mempersiapkan program ke depan dan mengevaluasi program yang telah dilaksanakan pada tahun 2023. Ke depan, sinergi dan berkolaborasi dengan lintas sektor juga akan terus dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya di wilayah Windusari.

 

Dalam paparan materi Lokakarya Mini, diakui drg. Irmena, untuk Standar Pelayanan Minimal (SPM) Tahun 2023 Puskesmas Windusari masing-masing indikator belum tercapai 100%. Dari 12 indikator baru ada 2 (dua) yang berhasil tercapai 100% yaitu Pelayanan Kesehatan Balita dan Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar.

 

Disebutkan dalam Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil capaiannya baru 92,43%, artinya tidak tercapai. Analisanya ibu hamil (bumil) belum datang kunjungan karena belum waktunya K4, kemudian adanya 11 bumil yang mengalami abortus.

 

“Sehingga ada beberapa alternatif pemecahan masalah dalam pelayanan ini. Seperti meningkatkan peran serta Kader TPK untuk melakukan pemantauan kesehatan bumil. Kemudian kolaborasi dengan KUA dan sekolah untuk mengedukasi pencegahan pernikahan dini dan mempersiapkan kehamilan pada usia reproduksi sehat. Sehingga dapat menurunkan kejadian abortus,” ungkap drg. Irmena.

 

Terkait masalah Tuberkulosis (TBC), drg. Irmena mengungkapkan penanganannya diprioritaskan tahun ini, mengingat terindikasi hampir di seluruh desa di wilayah Windusari ada penderita penyakit menular ini. Hanya saja ada beberapa faktor yang menyebabkan penanganannya terkendala.

 

Disebutkan, kendala-kendala penanganan TBC ini antara lain pasien terduga TBC merasa sudah sembuh dan tidak melakukan pemeriksaan dahak. Kemudian pasien terduga TBC malu karena masih adanya stigma masyarakat bagi penderita TBC.

 

“Juga kurangnya dukungan keluarga dalam pengobatan TBC,” sebut drg. Irmena.

 

Lokakarya Mini Tri Bulanan Puskesmas Windusari dihadiri pejabat Forkopimcam dan pimpinan instansi lintas sektor tingkat Kecamatan Windusari. Hadir Camat Windusari Edi Purnomo, S.H., Kapolsek Windusari Iptu Endro Suryanto, Danramil 04/Windusari Kapten Arm Jumianto, Kepala Puskesmas dan staf. Hadir pula kepala desa se-Kecamatan Windusari dan Kader TPK.

 

Dalam kesempatan itu, Camat Windusari Edi Purnomo, S.H. menekankan penanganan stunting tetap menjadi prioritas mengingat angka stunting di Kecamatan Windusari masih tinggi. Dalam penanganan ini, tidak bisa sendirian, sehingga perlu peran serta stakeholder dan masyarakat Windusari. Untuk Kader Desa perlu diperhatikan agar terus semangat dalam membantu pelayanan Kesehatan di masing-masing desa.

 

“Selain itu, edukasi pencegahan dan penanganan TBC perlu perhatian semua pihak. Dengan sinergi dan kolaborasi kita harapkan Windusari menjadi lebih baik, lebih sehat, dan lebih maju,” ucap Edi Purnomo.

 

M. Supriyadi