Pasaman Barat. KOMPAS86.ID– Kepolisian Resor Pasaman Barat, Sumatera Barat mengadakan Simulasi Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) pengamanan Pilkada 2024 dengan memperagakan unjuk rasa sampai penyanderaan ketua Komisi Pemilihan Umum setempat, Selasa.
Kepala Polres Pasaman Barat AKBP Agung Tribawanto didampingi Kepala Bagian Ops Kompol Muzhendra di Simpang Empat, Selasa, mengatakan kegiatan simulasi itu dalam rangka menyamakan persepsi dan melatih kesiapan personel Polres Pasaman Barat dalam pengamanan Pilkada 2024.
“Simulasi ini diadakan di depan kantor Polres Pasaman Barat dihadiri oleh berbagai pihak mulai dari KPU, Bawaslu, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan pihak lainnya,” katanya.
Pihaknya menampilkan simulasi dari skenario patroli, pengawalan, pendistribusian logistik ke tempat pemungutan suara, unjuk rasa atau keributan di TPS hingga penyanderaan Ketua KPU Pasaman Barat.
“Ada lima skenario yang kita tampilkan dalam simulasi. Kita berharap dukungan semua pihak untuk membantu Polres Pasaman Barat dalam menjaga keamanan yang nyaman dan kondusif selama tahapan pilkada,” ujarnya.
Ia menjelaskan skenario pertama pelaksanaan patroli gabungan memperagakan patroli gabungan TNI, Polri dan Satuan Polisi Pamong Praja di masa tahapan masa tenang dan ditemukan terjadi keributan antara kelompok masyarakat dan simpatisan. Sehingga tim patroli gabungan langsung menangani kejadian tersebut dengan aman dan humanis.
Pada skenario kedua pelaksanaan pencoblosan di TPS berupa pengawalan
kotak suara oleh personel Polri yang melakukan pengawakan di TPS dengan petugas perlindungan masyarakat dari PPK ke TPS.
Pemungutan suara di salah satu TPS pada hari Rabu tanggal 27 November 2024 dan terjadi keributan ada salah satu warga yang ingin mencoblos namun tidak terdaftar di daftar pemilih tetap pada TPS tersebut sehingga terjadi keributan.
Selanjutnya petugas PAM TPS Aiptu Juppi merupakan Bhabinkamtibmas Lingkuang Aua melihat kejadian tersebut dan menghimbau dan menenangkan yang bersangkutan dan dapat dikendalikan.
Pada skenario ketiga pergeseran kotak suara dari TPS ke PPK. Arus balik kotak suara pemungutan suara di TPS ke PPK oleh petugas KPPS, Linmas dan anggota Polri di perjalanan menuju PPK terjadi penghadangan oleh empat orang pemuda yang ingin mengacaukan hasil pilkada.
Petugas pengawal personel Polri melumpuhkan sua orang dan dua orang melarikan diri.
Kemudian koordinasi dengan SPKT Polres Pasaman Barat dan mengamankan barang bukti serta pelaku.
Pada skenario keempat terjadi unjuk rasa massa ke Kantor KPU Pasaman Barat pada saat sidang pleno rekapitulasi hasil perolehan suara tingkat kabupaten.
Saat itu dilakukan pengamanan terbuka dan tertutup pada saat rekapitulasi perolehan suara. Saat proses rekapitulasi suara berlangsung Satuan Intelkam memperoleh Informasi dan melaporkan kepada Kepala Bagian Ops Pasaman Barat Kompol Muzhendra akan adanya pergerakan massa salah sekitar 200 orang yang mencoba menggagalkan proses rekapitulasi suara di KPU dengan demonstrasi secara anarkis.
Atas laporan Kabag Ops Kapolres Pasaman Barat memerintahkan Kasat Samapta menurunkan personel pengamanan aksi demonstrasi massa yang anarkis dengan menurunkan tim negosiator, pengendalian massa, pengurai massa dan tim tindak brimob.
Selanjutnya skenario kelima berupa penyanderaan Ketua KPU Pasaman Barat. Pada saat Ketua KPU Pasaman Barat meninggalkan Kantor KPU di tengah jalan terjadi penghadangan kemudian Ketua KPU di sandera dan dibawa salah satu rumah penyanderaan.
Dari hasil olah TKP tim innafis dan SPKT Polres Pasaman Barat ditemukan salah satu dompet diduga milik pelaku dan diamankan sebagai barang bukti.
Berdasarkan hasil penyelidikan satuan intel bahwa ketua KPU yang diculik dan disandera berada di suatu tempat. Laku satuan intel melaporkan ke Kabag Ops dan selanjutnya tim tindak Satgas Brimob melakukan pembebasan dengan perlawanan oleh para pelaku.
Menyebabkan salah satu pelaku ditembak meninggal di tempat dan ketua KPU berhasil diselamatkan.
Selanjutnya tim ambulan kedokteran kepolisian dan innafis Polres Pasaman Barat melakukan olah tempat kejadian dan korban dibawa ke rumah sakit sesuai dengan prosedur.
“Itulah rangkaian kegiatan simulasi yang kita adakan dalam rangka kesiapan personel dalam menghadapi segala kemungkinan selama tahapan pilkada,” katanya