Tensi Pilkada Mulai Memanas, Kanda Kurniawan: Sikapi, Amati dan Teliti Untuk di Pilih 

oleh
Gambar Ilustrasi by Uwo
Bagikan artikel ini
Gambar Ilustrasi by Uwo

Kompas86.id, Cimahi – Sebagian dari pengamat, tokoh dan inohong dikota cimahi sudah mulai muncul dengan pemikiran, saran dan pandangannya agar masyarakat cimahi pintar dalam menentukan pilihan pada Pilkada tahun ini.

Baiknya tentukan pilihan kita kepada calon pemimpin yang tidak masuk ke ranah hukum, agar tidak terulang ke lobang yang sama, kenapa? sebab pemimpin kota cimahi memiliki riwayat buruk dengan Tiga kepala daerah sebelumnya masuk ke pangkuan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) RI.

Melalui perangkat siar Limawaktu Radio Streaming, redaksi berkesempatan berbincang 60′ menit di Studio Bram Podcast Cimahi Mall Lt.I blok D.19/20 yang dipandu Uwo dan Awan, hinggga menjadi perbincangan hangat dan menarik disimak oleh para pendengar.

Kanda Kurniawan seorang politikus muda sekaligus mantan anggota DPRD kota cimahi menanggapi konstelasi politik cimahi yang sudah mulai memanas. Menurutnya sudah mulai nampak figur para kandidat yang akan maju dipilwalkot cimahi. Mesti KPU belum merilis siapa bacalon yang ditetapkan.

Namun saya yakin sebagian dari masyarakat sudah menggeliat dan melek, kira-kira siapa calon yang tepat untuk dipilih. Tutur Kanda

” Siapapun pilihan kita jangan terkecoh oleh salah satu kandidat yang membawa kearah hukum kembali” tandasnya. Kamis, 30/5

Semua berhak mencalonkan di pilwakot cimahi, asal memiliki intregritas membangun cimahi kearah lebih baik. Tambah Kanda.

Kanda juga menuturkan, munculnya nama-nama Bacalon Walikota Cimahi telah menginterpretasikan bagaimana membangun Kota Cimahi yang baik dan maju sesuai yang diinginkan masyarakat kota cimahi.

“Kita ketahui, kontestan Bacalon Walikota Cimahi ada dari mantan Walikota, Pejabat ASN, kemudian dari kader partai juga dari kalangan pengusaha dan tokoh pemuda. pada prinsipnya hanya satu, yakni tidak berpotensi ditangkap KPK.

Ada dua nama potensial yang berdasarkan hasil survei lembaga independen yakni, Dikdik S. Nugrahawan dan Ngatiyana memiliki elektibilatas tinggi. Kanda menyampaikan itu sah-sah saja dilakukan dan silahkan menilai? asal hasil yang diumumkan bisa dipertanggungjawabkan dan dipercaya publik, terang Kanda

Disinggung beredarnya alat peraga seperti baliho atau spanduk salah satu Bacalon dari ASN yang masih menjabat, Kanda mengimbau agar masyarakat memahami regulasi yang mengatur tentang Pilkada.

“Meskipun yang bersangkutan (Bacalon. Res) tidak memberi instruksi, atau bentuknya inisiatif para relawan alangkah baiknya diberikan pemahaman. Apalagi Bacalon dari seorang ASN aktif, dibutuhkan Netralitas dan Integritas yang tinggi menjaga pesta demokrasi berjalan dengan baik. Tadi disinggung Netralitas ASN saya analogikan ibarat aurat yang harus dijaga,” katanya.

Hal lain yang dibahas dalam talk show on air tersebut adalah munculnya vidio statement salah seorang Bacalon Walikota Cimahi Adithia Yudistira yang menyebutkan jika Kota Cimahi lahir secara kebetulan dan masyarakatnya menjadi korban sebuah regulasi.

Saya kira ada sudut pandang yang berbeda, saya kira apa yang disampaikan saudara Adithia memiliki makna yang mendalam ketika Kota Cimahi dengan kepadatan penduduk dan keterbatasan wilayahnya menjadi sebuah tantangan dan pemikirannya saat menjadi Walikota nanti. Justru statement Bacalon saudara Adithia Yudistira ini memiliki visi dan misi yang lebih visioner. Terlepas Vidio statement tersebut tidak terlalu panjang atau mungkin tidak lengkap. Menurut saya ini salah satu bentuk gagasan sangat visioner. Melalui sarana media limawaktu radio atau media online lainnya alangkah baiknya dibuat satu forum diskusi antar Bacalon Walikota Cimahi agar lebih jelas dan dipahami masyarakat Kota Cimahi,” jelas Kanda.

Diujung wawancara, Kanda kembali menegaskan jika Pilkada Kota Cimahi harapannya adalah menghadirkan pemimpin yang berintegritas tinggi.

“Terakhir, saya kembali menegaskan kepada para calon pemimpin Kota Cimahi ini mari kita bangun Kota Cimahi ini lebih baik lagi, membangun dengan hati dan nurani, pengalaman tiga kali berujung di meja hijau jangan sampai kembali terulang. Jadi, pilihlah pemimpin yang tidak berpotensi berurusan dengan KPK.” Katanya.***