Tim UNHCR dan IOM Temui Pj Bupati Pidie Bahas Terkait Rohingya

oleh
Bagikan artikel ini

Kompas86.id, – SIGLI – Pj Bupati Pidie, Ir Wahyudi Adisiswanto MSi menyarankan supaya dibentuk Satgas lokal melibatkan pemuda dan masyarakat dalam penanganan rohingya.

Di sisi lain Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pidie tidak ingin menangani pengungsi Rohingya sendirian. Karena penanganan itu merupakan persoalan internasional.

Demikian antara lain terungkap dalam pertemuan Pj Bupati Pidie Ir Wahyudi Adisiswanto MSi bersama Tim UNHCR dan IOM di Pendopo Bupati Pidie, Kamis (5/1/2023).

Mereka yang menemui Pj Bupati Pidie adalah Ann Maymann, Kepala Perwakilan UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dan Stefano Bresaola, Proramme Coordinator International Organization for Migration (IOM).
Sedangkan Pj Bupati Pidie juga didampingi sejumlah Kepala Satuan Kerja Perangkat Kabpaten atau SKPK antara lain Drs Muslim (Kadis Sosial), Zarbaini ST (Sekretaris BPBD), H Mukhlis SSos (Inspektur), Teuku Iqbal SSTP MSi (Kabag Prokopim) dan unsur lainnya.



Pj Bupati Pidie mengaku memang lembaga pengungsi internasional sudah berada di lokasi penampungan pengungsi Rohingya tersebut.

Seperti United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dan International Organization for Migration (IOM).

Namun di sisi lain ia menyarankan supaya dibentuk Satgas lokal dalam hal penanganan kemanusiaan ini.

Sementara itu, Ann Maymann Kepala Perwakilan UNHCR mengatakan, tujuan pihaknya ke Pidie adalah menyampaikan terimakasih secara pribadi dan juga mewakili lembaga kepada Pj Bupati Pidie.

Disebutkan karena kepemimpinan Pj Wahyudi bersama masyarakat lokal di Pidie yang sudah merespon dengan baik kedatangan pengungsi rohingya di Pidie yang datang pada 26 Desember 2022 sebanyak 174 terdiri dari perempuan, anak-anak dan laki-laki.

“Kita membahas hari ini apa saja yang sudah kami lakukan dan apa yang perlu kita tingkatkan. Meningkatkan, Menjaga semangat kemanusiaan para rohingya yang diterima sangat baik di Pidie ke depannya,” katanya.

Dikatakan, UNHCR kami di sini membangun hubungan dengan pemerintah lokal dan juga rekan dari IOM dan lainnya.

“Kita memastikan kebutuhan dasar para pengungsi termasuk makan, air minum, air bersih dan lain.

Ke depan kita fokus lagi pada program pendidikan, karena banyak anak-anak. Program ini akan berkolaborasi dengan pemeritah dan masyarakat lokal.

Sampai posisi kami sebagai badan kemanusiaan internasional mendukung pemerintah dalam hal misi kemanusiaan ini.

Otoritas mengenai penunjukkan tempat dan lainnnya kembali kepada pemerintah,” katanya.

Sementara itu, sebelumnya tempat penampungan rohingya di SMP 2 Muara Tiga kemudian dipindahkan ke gedung Mina raya bekas tempat anak yatim.

Sebelumnya, untuk diketahui, pengungsi Rohingnya yang terdampar di pantai Ujong Pie, Kecamatan Muara Tiga berjumlah 185 orang terdiri dari 83 laki – laki, 70 wanita dan 32 anak-anak.

Namun belakangan ada yang meninggal dunia karena kondisi lemah dan dehidrasa.

Sementara itu, perwakilan IOM, Stefano mengatakan, juga menyampaikan terimakasih atas perhatian pemerintah Pidie.


“Kami juga telah melakukan pembersihan di lokasi awal tempat penampungan rohingya sehingga kegiatan belajar bisa terlaksana dengan baik.

Kami juga menyampaikan saat tiba semenjak mereka tiba sudah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan juga memberikan vaksinasi supaya menghindari penyakit.

Kami juga memperhatikan aspek lain kesehatan mental, konseling pemberian dalam bentuk makanan.
Berkaitan respon kemanusiaan kami sangat senang dengan tanggapan pemerintah ini.

Kami ucapkan terimakasih lebih teknis mereka ini tinggal di Aceh tidak permanen. Mereka nantinya akan mendapat dukungan supaya bisa ada perubahan dan perbaikan,” katanya.

Di samping itu baik pihak UNHCR dan IOM juga mendukung peran masyarakat sekitar dalam hal memberi pendidikan dan pembinaan keagamaan

Intinya diharapkakan Jangan sampai terjadi konflik terstruktur. Terlibat dalam mengawasi mereka bukan berinteraksi. “Kita kesimpulan akan membentuk Satgas lokal. Untuk penanganan kemanusiaan ini.

Prinsipnya bagaimana mengantisipasi konflik. Bagaimana menyelesaikannya”. (amin)