Namlea Buru-Kompas86.ID
Terkait berbagai berita tentang pencopotan Dandim 1506/Namlea , mendapat respon keras dari tokoh adat di Kabupaten Buru .
Sebagaimana yang diberitakan bahwa ada sejumlah aktifis di Jakarta yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa dan Pemuda ( SOMASI ) yang meminta pencopotan Dandim , terkait keberadaan pos TNI di Gunung Botak yang dinilai tidak efektif dalam menangani berbagai praktek ilegal yang terjadi.
Apa yang diungkapkan oleh aktifis SOMASI , menurut tokoh adat kepala soa wahidi yang juga beraktifitas sebagai penambang , tidak sesuai dengan fakta yang ada dilapangan.
Dikatakannya , semua penambang yang melakukan aktifitas maupun masyarakat diareal sekitar pertambangan gunung botak selalu merasa aman dengan adanya pengamanan yang dilakukan oleh TNI dalam hal ini Kodim 1506/Namlea.
” Sebagai masyarakat adat dan juga penambang kami sangat setuju dengan adanya pos TNI di gunung botak , demi terjaminnya keamanan bagi kami , ” katanya.
Menurutnya , dengan adanya pos keamanan TNI tidak perna terjadi konflik ataupun kekerasan yang antara masyarakat maupun sesama penambang , dan semuanya berjalan dengan damai.
” Kalau ada yang menuduh TNI melakukan berbagai pelanggaran di gunung botak , itu sama sekali tidak benar dan kami siap menjadi saksi , ” ungkapnya.
Ditempat yang sama kepala soa Mansur Wael menegaskan , mereka menolak berbagai intervensi pihak – pihak yang mencoba memperkeruh situasi keamanan di areal gunung botak.
Dirinya juga tidak mempermasalahkan pos – pemantau TNI yang ada di areal gunung botak , selain itu tidak ada satupun pelanggaran yang dilakukan oleh pihak TNI selama mereka menempati pos tersebut , tandasnya.
” Saya juga ingin tegaskan disini bahwa , kami menolak keinginan segelintir orang untuk mencopot Dandim 1506/ Namlea dari jabatannya , ” pungkasnya.
Bung Forbes