Jepara Jateng-kompas86.id
Berita bohong yang sengaja disebarkan untuk menumbuhkan perpecahan, konflik, dan ketakutan di tengah-tengah masyarakat melalui platform media sosial atau yang sering disebut hoaks adalah persoalan budaya. Karena itu harus dilawan juga dengan penguatan gerakan budaya oleh masyarakat. Salah satunya melalui penguatan literasi dan pemberdayaan masyarakat agar cerdas dan memiliki sikap kritis hingga mampu menghadapi hoaks.
Hal tersebut mengemuka dalam pertemuan 60 penggiat media sosial dari Kecamatan Keling, Donorojo dan Kembang di Cafe Ndang Ngopi, Desa Tempur, Kecamatan Keling, pada Sabtu (28/1/2023) siang.
Pertemuan yang mengangkat tema “Sukseskan Pemilu 2024, Tangkal Berita Hoaks” ini menghadirkan narasumber Wakil Ketua DPRD Jepara Junarso, Kepala Diskominfo Jepara Arif Darmawan dan Penulis buku sekaligus budayawan Hadi Priyanto. Hadir juga Kabid Komunikasi Diskominfo Muslikhan dan Petinggi Tempur Maryono.
Menurut Wakil Ketua DPRD Jepara Junarso, pentingnya kolaborasi untuk menangkal informasi hoaks menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) di tahun 2024. “Bukan hanya pemerintah, tetapi semua pemangku kepentingan dan pegiat media sosial harus bergerak bersama melakukan edukasi masyarakat terkait dengan pemanfaat media sosial. Juga edukasi untuk memilih informasi yang benar dan hoaks,” ujar politisi PDI Perjuangan ini.
Ia juga mengajak para pengguna media sosial untuk hal yang bersifat membangun. Termasuk dalam menyosong Pemilu 2024 dengan meningkatkan pendidikan politik dengan sebaik-baiknya. “Harapan kita pesta demokrasi ini dapat melahirkan pemimpin yang handal dan mampu mensejahterakan masyarakat,” ujar Junarso
Sementara itu Hadi Priyanto, gerakan literasi di masyarakat sekarang sangat lemah termasuk literasi digital. “ Anak-anak dan juga warga masyarakat belum sepenuhnya mendapatkan edukasi tentang pemanfaatan gadget yang dimiliki. Akibatnya mereka mudah terpapar dampak negatif media sosial, termasuk informasi yang bersifat hoaks,” ujar Hadi Priyanto yang juga Ketua Forum Penulis Jepara LITERASI.
Sedangkan Kepala Diskominfo Jepara Arif Darmawan mengatakan, dari 277 juta jiwa penduduk di Indonesia, ada 370 juta pengguna handphone dan 204 juta jiwa pengguna internet. Artinya, banyak warga Indonesia yang mengunakan lebih dari satu alat komunikasi.
“Kami berharap pengguna media sosial bisa menjadi elemen penting dalam menumbuhkan partisipasi pemilih yang cerdas di tengah-tengah masyarakat.,” ujar Arif Darmawan. Disamping itu, para pengguna media harus dapat mengendalikan diri agar tidak mudah menyebar foto, berita, ataupun video yang belum tentu kebenarannya, tambah Arif Darmawan.
(Rud)