BANDUNG|KOMPAS86.ID, Sebanyak 26 tersangka kasus teroris di Indonesia diamankan oleh Densus 88 Anti Teror Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia.
Dalam keterangannya di aula Riung Mumpulung Mapolda Jabar, Karo Penmas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan didampingi juru bicara Densun 88 Anti Teror, Kombes Pol. Aswin Siregar, Dir Krimmum Kombes A Yani, Kabid Humas Kombes Pol Ibrahim Tompo dan Dansat Brimob Kombes Pol Yuri Karsono, Rabu (21/12/2022) menjelaskan, paska terjadinya aksi bom bunuh diri di Polsekta Antanaanyar telah 26 tersangka kasus tindak pidana teroris ditangkap.
“Para tersangka tersebut ditangkap karena keterlibatannya dalam jaringan baik JAD atau JI di lima provinsi di Indonesia paska kejadian bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar, hari Rabu tanggal 7 Desember 2022 lalu” jelas Ahmad Ramadhan.
Ke-26 tersangka itu, menurutnya, 7 tersangka di Jateng ditangkap sebelum kejadian Polsekta Astanaanya, 6 tersangka di Jabar paska peristiwa Polsek Astanaanya. Tiga tersangka sudah dilakukan penahanan, 3 dalam proses pemeriksaan. Di daerah Sumatra Utara 10 tersangka paska Astanaanyar, Riau seorang tersangka, seorang dari Jatim dan seorang dari Jateng.
“Dari 26 tersangka yang ditangkap 14 merupakan bagian dari anggota JAD, 12 dari JI (jemaah islamiah),” tandasnya.
Sementara Aswin Siregar menjelaskan, pengawasan para mantan Napiter (napi teroris) atau mereka yang terindikasi terlibat tindak pidana teroris bukan tanggung jawab Polri saja, akan tetapi juga melibatkan stakeholder lainnnya.
“Pencegahan dan pengawasan terhadap para Napiter rab kelompok radikal terus dilakukan sepanjang waktu. Pemantauan eskalasi ancaman, akan ditingkatkan setelah terjadi kejadian. Bahkan selama di dalam penjara, kita bisa mendeteksi mereka masih terhubung dengan kelompok JAD dan JI dan lainnya,” jelan Aswin.
Aswin menjelaskan kilas balik kejadian di Polsekta Astanyar, tepatnya di lapangan apel Mapolsek telah terjadi ledakan bom bunuh diri. Sebanyak 12 korban 11 terluka, satu anggota meninggal dunia. Pelaku Bom bunuh diri yang juga tewas, mencoba menerobos membawa dua ransel yang akan diledakan.
Bom yang meledak hanya yang dibawa di punggung, sementara yang di depan hanya terpental tidak meledak. “Kalau saja meledak diperkirakan akan lebih banyak korban lagi. Bom yang tidak meldak akhirnya didisposal tim Jihandak Brimob Polda jabar. ***