Operasi Pasar Pemerintah Kesulitan Tekan Harga Migor Subsidi

oleh
Bagikan artikel ini

Bitung(Sulut)Kompas86.id
Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia – APPSI Kota Bitung Pesimis, upaya pemerintah dan Bulog menyalurkan minyak goreng subsidi dalam operasi pasar Pekan lalu, mampu menekan harga ditingkat pedagang. Kondisi itu terpantau dibeberapa pasar hari ini, minggu pertama April 2023. Terkonfirmasi harga minyak goreng masih bertahan diatas harga eceran tertinggi – HET.

Hasil penelusuran Komisariat APPSI dipasar Girian, harga migor subsidi terendah masih ada dilevel 16.000 sampai 17.000 per kg. Melampaui harga HET yang harusnya diangka 15.500. Bahkan ada beberapa pedagang masih menjual diangka 18.000, atau 28.000 per 1,5 liter.

Risno Maninggolan, Ketua Komisariat APPSI Girian, pagi Ini melaporkan, bahwa penyaluran migor subsidi lewat operasi pasar Disperindag dan Bulog, tidak mampu menekan harga ditingkat pedagang.

 

“150 gelon migor subsidi yang torang ada salurkan sama-sama dengan pemerintah dan Bulog nyanda terlalu berdampak”. terang Maninggolan.

Dia menilai, jumlah 150 gelon atau setara dengan 3 ton Migor subsidi tidak mampu menekan sirkulasi minyak dipasar Girian. Pedagang penerima Migor dalam operasi pasar sudah berupaya menjual sesuai harga HET, tapi jika kuotanya kecil tidak akan berdampak.

“Cuma 3 ton dalam tiga hari sudah habis terjual. biar pedagang ada coba jual sesuai harga HET, mar so habis. sekarang so balik lagi diatas HET”. Tegas Maninggolan.

Keluhan dan situasi yang sama juga disampaikan pedagang pasar Winenet. Pedagang mengaku sangat membutuhkan penyaluran tambahan.

Anton pedagang Migor Winenet menegaskan, tidak cukup kalau cuma 2 ton dipasar. Masalahnya produk yang sama dengan harga tinggi so terlanjur beredar.

“Torang stenga mati pertahankan HET. karena migor yang maso dari distributor so diatas HET. Kalo 340 ribu per gelon maka so kena 17 ribu per kilo” ungkap Anton.

Dia berharap, Bulog dan Disperindag atau APPSI secepatnya memasukan produk Migor dengan harga 258.000 per Gelon, supaya pedagang bisa menjual sesuai HET.

Sementara Koordinator Penyaluran Bulog Wilayah Regional Sulut dalam operasi Pasar, Bapak Ramly mengatakan, segera akan diupayakan penyaluran kembali.

“Sekarang memang pabrik terbatas kuotanya. apalagi salah satu pabrik yaitu AGRO tidak melayani Migor Curah Subsidi”. ungkapnya disela-sela penyaluran.

Dia berharap APPSI bisa meloby pimpinan Bulog, agar kuota operasi pasar ditambah. sehingga harga ditingkat pedagang bisa kambali normal sesuai harga HET. apalagi menurut Ramly, situasi jelang Ramadhan, banyak permintaan masyarakat. Paling tidak setiap minggu harus ada operasi pasar dengan kuota 7 sampe 10 ton dilepas dipasar. (AK)