Mantan Walikota Ngatiyana Dorong Komunitas Campursari Live Di Limawaktu Radio.

oleh
Bagikan artikel ini
Mantan walikota cimahi Ngatiyana saat bercampursari bersama Komunitasnya

CIMAHI|KOMPAS86.ID, -Respon positif yang disampaikan pengunjung komunitas Campursari di studio radio limawaktu menjadi tolak ukur keragaman budaya yang dimiliki kota cimahi. Kendati Cimahi memiliki luas dengan 3 kecamatan serta 16 kelurahan, ternyata menyimpan keragaman yang harmonis.

Hal tersebut dibuktikan dengan keberadaan akademi pendidikan milter yang banyak ditemui dikota cimahi, hingga kota cimahi dikenal sebagai pusat pendidikan militer dan menjadi kota multirateral dengan berbagai suku di Indonesia.
Kesempatan tersebut dimanfaatkan Radio limawaktu sebagai radio digital yang menyuguhkan berbagi program hiburan untuk didengar, salah satunya komunitas campursari dengan berbagai jenis musik genre bervariatif. Di Kota Cimahi, Campursari sudah mendarah daging dan menjadi identitas seni budaya atau adat masyarakat Jawa.

Seni budaya atau musik Campursari menjadi salah satu bagian yang tumbuh dan berkembang sebagian masyarakat Kota Cimahi, termasuk Mantan Wali Kota Cimahi, Letkol Inf. (Pur) Ngatiyana, S.A.P.
Dalam upaya melestarikan budaya bangsa khususnya di Kota Cimahi, Limawaktu Radio Streaming menggelar acara “Cimahi BerCampursari” di Cimahi Mall, pada Minggu malam, 16 Juli 2023.
Menghadirkan mantan Wali Kota Cimahi, Ngatiyana sebagai bintang tamu sekaligus host dalam program Campursari di Limawaktu Radio, turut hadir puluhan elemen masyarakat dari komunitas Campursari yang ada di Kota Cimahi.
“Alhamdulillah apresiasi saya sampaikan bahwa hari ini kita bisa berkumpul bersilaturahmi dengan masyarakat kota Cimahi khususnya para pencinta dan pelaku seni budaya Campursari yang ada di Kota Cimahi, juga para pendengar setia program campursari di Limawaktu Radio Streaming,” ujar Ngatiyana saat membuka acara Cimahi BerCampursari, Minggu 16 Juli 2023.
Melalui acara Cimahi BerCampursari ini Ngatiyana mengajak masyarakat yang ada di Kota Cimahi untuk tetap menjaga seni dan budaya selain Campursari.

“Kota Cimahi sebagai miniatur bangsa Indonesia, dengan keragaman suku, budaya dan adat istiadat masyarakatnya, jadi jangan dikotak-kotakkan dan melalui gelaran Campursari malam ini menjadi salah satu wadah menjaga persatuan dan kerukunan, damai dan sejahtera,” imbuhnya.

Ngatiyana menuturkan, seni budaya Campursari merupakan salah satu seni budaya asal suku Jawa dan berkembang di kota Cimahi seperti seni budaya daerah lainnya ada Minang, Sunda, Batak bahkan Papua.
“Kita harus bisa menjaga keragaman budaya yang ada, tidak boleh membeda-bedakan suku bangsa. Kita harus bersatu menjunjung tinggi nilai-nilai budaya bangsa yang kita miliki. Kegiatan ini harus terus ditingkatkan tentunya dengan terus memperkenalkan seni budaya suku bangsa lainnya yang ada di Kota Cimahi agar bisa kita tampilkan juga melalui Limawaktu Radio Streaming ini,” tutur Ngatiyana.

Ngatiyana menjelaskan, bagaimana Kota Cimahi dalam sejarahnya merupakan kota militer yang mana sejak jaman penjajahan Kota Cimahi sudah menjadi pusat militer sehingga banyak tentara yang berasal dari berbagai daerah berada di pusat militer bangsa Indonesia yaitu Kota Cimahi.

“Sejarahnya, disinilah tempatnya perjuangan, tempat militer-militer dari berbagai daerah sebagai pusat pendidikan untuk mengusir penjajahan, dari sinilah turun temurun berkembang dari berbagai macam suku bangsa sehingga kota Cimahi yang kecil ini tetapi terdiri dari berbagai suku bangsa,” jelas Ngatiyana.

Dalam acara tersebut, Ngatiyana pun melakukan dialog dan tanya jawab langsung bersama pengunjung yang hadir maupun melalui telepon terkait persoalan yang umum terjadi di lingkungan masyarakat kota Cimahi.
Dipandu Mas Joko dan Mas Beja, Ngatiyana turut serta menyanyikan lagu-lagu Campursari diiringi Tirta Indah Kencana bersama para penyanyinya.

Duet Campursari di Studio BRAM Cimahi Mall Lt.01 Blok D.19-20

“Alhamdulillah beliau (Ngatiyana) bisa larut dan bernyanyi Campursari-an bersama kami penuh keakraban, kesederhanaan dan kekeluargaan yang dijunjung tinggi, semoga kegiatan ini bisa menjadi agenda tetap di Limawaktu Radio Streaming, bahkan pak Ngatiyana pun bisa membawakan lagu Sunda,” ujar Mas Joko disela-sela acara. **