Bukittinggi (Sumbar ) KOMPAS86.ID– Berangkat dari pengalaman selama 16 tahun sebagai Pemimpin Cabang salah satu Bank BUMN di Jakarta, kemudian memimpin beberapa perusahaan konstruksi dan developer di Bekasi dan kini sebagai pelaku usaha wisata atau pemilik Hotel Grand Gallery di Bukittinggi, Lusiana Susanti terpanggil ingin membangun kota Bukittinggi lebih baik.
Melalui kendaraan politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Lusiana Susanti, SE, Akt, memberanikan diri sebagai Calon Anggota DPRD Kota Bukittinggi, Dapil III Guguak Panjang.
Hal ini disampaikan oleh Lusiana saat sosialisasi bersama puluhan konstituennya di lantai 2, Hotel Grand Gallery Bukittinggi, pada Jumat Sore, (09/02).
Menurut Lusiana, untuk menciptakan kota Bukittinggi ke arah yang lebih baik, harus dilihat dari berbagai aspek. Mulai dari tampilan fisik lebih baik (kotanya), kelihatan lebih indah, tertib dan tertata. Lalu warganya juga harus lebih baik dari segi pendidikannya, termasuk wisatanya.
“Sehingga bagi tamu-tamu yang datang bisa berulang kali, istilah di hotel itu repeat order. Turis-turis itu tidak hanya singgah atau lewat saja. Kita inginnya Bukittinggi itu selalu dirindukan, tidak hanya datang sekali, udah selesai,” harapnya.
Lanjut Lusiana, itulah salah satu semangat saya untuk menjadi calon legislatif di kota Bukittinggi. Sebenarnya masih banyak yang harus dibenahi disini.
“Selain itu, mengenai masalah tumpukan sampah, tentu harus dipikirkan bagaimana cara pengelolaan sampah itu bisa menjadi suatu peluang dan menciptakan lapangan kerja baru dengan tersistem,” katanya.
Tambahnya, yang jadi perhatian saya, tidak sedikit anak-anak muda berprofesi sebagai pengemudi ojek online. Nah melalui salah satu program pengelolaan sampah yang terpadu, saya pikir bisa menciptakan lapangan kerja baru bagi warga kita.
“Belum lagi masalah anak-anak kita yang mengalami putus sekolah, itu juga harus menjadi perhatian kita bersama untuk dicarikan jalan keluarnya. Seperti memaksimalkan Sanggar Kegiatan Belajar yang gratis, gunanya untuk mengurangi jumlah anak-anak yang putus sekolah,” pungkasnya. (*)