Manggarai Barat, NTT– Pusat kesehatan masyarakat (PKM) Wae Nakeng, Kecamatan Lembor Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, ditengarai pelayanan tidak profesional serta keadaan ruangan yang bau busuk. Hal ini diungkap ketua PKN Mabar Lorens Logam saat membutuhkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Wae Nakeng, Selasa (11/04/2023)
Keadaan ruangan yang jorok dan bau busuk ditambah pelayanan tidak profesional membuat Ketua PKN desak Bupati dan Dinkes Mabar agar segera mencopot Kepala Puskesmas wae Nakeng.
Berawal hendak membutuhkan pelayanan di Puskesmas Lembor, Lorens Logam yang mendampingi keluarganya yang sedang sakit merasa tidak puas dengan situasi di Puskesmas. Dimana pegawai kesehatan yang mestinya standby justru susah dikoordinasi hingga penanganan terhadap pasien sangat lamban. Selain itu, keadaan ruangan toilet pasien dan pengunjung mendapat aroma bau busuk akibat minimnya kebersihan serta lampunya padam semua. Kalau pasien atau pengunjung mau berak atau kencing, bagaimana? Gelap semua didalam ruangan.
Kepada media Ketua PKN Mabar akan melakukan langkah hukum dengan meminta dokumen permohonan informasi publik atas laporan penggunaan keuangan di Puskesmas Wae Nakeng. Menurut Logam, minimnya kebersihan yang menyebabkan bau busuk dimungkinkan ada beberapa faktor. Pertama gaji petugas kebersihan sering tunda, kedua Nilai gajinya dipotong sehingga pegawai malas membersihkan ruangan . Ketiga, tidak ada petugas kebersihan.
“Bagaimana mungkin sekelas Toilet Puskesmas yang notabene rumah sehat namun kondisinya bau busuk. Fasilitas didalamnya tidak pernah dirawat. Sampah juga menghiasi seluruh ruangan/kamar nginap. Ini kacau, persoalan di sektor kesehatan tidak pernah selesai. Kami akan minta nanti laporan pertanggungjawaban Dana BOK (Biaya Operasional Kesehatan) Puskesmas Wae Nakeng,” Tegas Ketua PKN Lorens Logam.
Berikutnya lagi, pegawai yang bertugas (Piket) mestinya standby di Puskesmas, jangan tunggu pasien rujukan baru datang ke puskesmas.
Logam menyimpulkan Kepala Puskesmas Wae Nakeng tidak layak diberi tugas untuk memimpin tugas pelayanan. Harus dicopot.
“Tidak bisa dibiarkan persoalan seperti ini. Kalau Dinkes dan Bupati Mabar enggan mencopotnya, patut diduga Kepala Puskesmas tersebut kontribusi besar dalam suksesi Pilkada 2020 kemarin, maka imbalannya jabatan,” bebernya.
“Saya akan tuntut nanti ke dinas kesehatan, minta pertanggungjawaban etika dan moral sebagai pelayan masyarakat,”tambahnya.
Selain itu, kata Logam, Teori bernegara itu meletakkan pemerintah untuk konsentrasi pada dua hal. Yang pertama Publik Good, yakni membangun sarana dan prasarana.
Kedua Publik Services, yakni hadirkan pelayanan yang baik kepada masyarakat; pelayanan kesehatan dan pendidikan.
Harus paham teori-teori dan tujuan bernegara. Jangan hanya spekulasi proyek negara saja!!!
Terpisah, media ini menghubungi kepala Puskesmas Wae Nakeng melalui via telepon selulernya pada Rabu (12/04/2023) pagi
Dirinya membantah keras atas keluhan dan tudingan yang disampaikan ketua PKN Manggarai Barat.
“Dengan keluhan Penanganan, kalau kami di puskesmas Wae Nakeng ini sudah punya subkon keluhan dan juga proses disetiap Yunit itu memberikan lembar penanganan keluhan kepada pasien maupun keluarga pasien,”ujar Kapsus Wae Nakeng itu.
Kedua, kata dia, kami hanya dengar dari media, harus konfirmasi juga dari keluarga pasien, siapa nama pasien yang datang ke Puskesmas itu? pelayanannya seperti apa?
Terkait dengan penerangan atau lampu listrik padam, kepala Puskesmas Wae Nakeng membantah keras dan menurutnya kalau mati lampu kemarin malam Selasa, (11/04) itu tidaklah benar.
“Kalau terkait mati lampu, kami tidak pernah melakukan itu kecuali jika kemudian ada pemadaman dari PLN, tapi kami punya Genset di puskesmas,” katanya.
Selain itu, dirinya juga meminta data Pasien atas nama siapa dan bila perlu kami komunikasi langsung ke keluarga pasien itu.
“Kalau soal pelayanan, kami tidak pernah menelantarkan pasien, dan kami akan memperbaiki ketersediaan dokter dari waktu kewaktu,” tutupnya. (*Red*)