KOTA TEGAL –Kompas86.ID
Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal bersama dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) raih penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) atas Skrining Kesehatan Gigi dan Mulut menggunakan aplikasi Indonesian Dental Caries Risk Assesment (IDCRA) dengan peserta terbanyak yaitu sejumlah 1.215 peserta yang dilakukan di 12 Sekolah Dasar di Kota Tegal.
Piagam penghargaan MURI diserahkan langsung oleh Perwakilan MURI, Ari Andriani kepada Pemrakarsa dan penyelenggara yakni kepada Program Studi (Prodi) Pendidikan Profesi Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UMY, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Pemerintah Kota Tegal yang berlangsung di Rumah Dinas Wali Kota Tegal, Jum’at (13/9) siang.
Turut hadir dalam acara tersebut Penjabat (Pj.) Wali Kota Tegal, Dadang Somantri, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tegal Agus Dwi Sulistyantono, Dekan Fakultas Kedokteran Gigi UMY, Edywn Saleh, Kepala Prodi Pendidikan Profesi Dokter Gigi FKG UMY serta jajaran dosen FKG UMY.
Ari Andriani selaku Perwakilan MURI menyampaikan bahwa rekor tersebut merupakan kolaborasi yang luar biasa antara UMY dengan Pemkot Tegal.
“MURI tentu sangat mengapresiasi kegiatan yang sangat luar biasa ini dan kami mewakili Ketua Umum MURI Bapak Jaya Suprana mengumumkan sekaligus mengesahkan bahwa kegiatan skrining Kesehatan Gigi dan Mulut Menggunakan Aplikasi IDCRA Peserta Terbanyak 1.215 peserta resmi tercatat di museum rekor dunia Indonesia sebagai rekor yang ke 11.875,” ujar Ari Andriani.
Sementara itu Dekan Fakultas Kedokteran Gigi UMY, Edywn Saleh dalam kesempatannya menyampaikan bahwa IDCRA awalnya dikembangkan oleh teman-teman mahasiswa sejak tahun 2018 .
“Berangkat dari mereka sejak profesi mengembangkan IDCRA ini dibimbing langsung oleh dokter gigi Elma spesialis konservasi, karena kepedulian terhadap bagaiamana kita bisa mendeteksi terhadap resiko caries pada anak-anak,” ujar Edywn.
Menurut Edywn yang terjadi saat ini, anak-anak ketika bertemu dengan dokter gigi pasti membayangkan giginya akan dicabut atau disuntik. Oleh karena itu pihaknya mencoba mendatangi anak-anak melalui skrining serta memberi tahu resiko apa yang dimiliki terhadap kesehatan gigi.
Kemudian dari hasil skrining akan memunculkan skor bahwa anak tersebut mempunyai resiko tinggi atau tidak terhadap kesehatan giginya serta memunculkan rekomendasi kepada orangtua maupun guru bahwa anak-anak tersebut mungkin memerlukan perhatian khusus.
“Tentunya UMY dalam hal ini khususnya FKG sangat berterimakasih kepada Pemerintah Kota Tegal yang bisa berkolaborasi menjawab impian kita bersama-sama mewujudkan hasil yang luar biasa ini 1.215 skrining yang kita lakukan bersama-sama,” ujar Edywn.
Sementara itu Penjabat (Pj.) Wali Kota Tegal, Dadang Somantri dalam kesempatanya menyampaikan bahwa penghargaan MURI yang diterima merupakan suatu kebanggaan yang luar biasa bagi dirinya pribadi dan juga Pemerintah Kota Tegal.
Dadang juga menyampaikan terima kasih kepada UMY khususnya FKG yang telah turun langsung ke masyarakat untuk melakukan pengabdian bakti sosial melalui skrining.
Dikatakan Dadang bahwa penghargaan MURI yang diterima merupakan bonus yang luar biasa karena tidak semua bisa tercatat disana.
“MURI itu bonus yang luar biasa karena tercatat di Museum Rekor Indonesia karena tidak semua bisa tercatat disana. Dari tahun 1990 sampai 2024 selama 34 tahun, rekor yang tercatat ada 11 ribuan. Artinya begitu ketat, untuk bisa tercatat di MURI itu luar biasa,” ungkap Dadang.
Dadang berharap dengan diraihnya penghargaan MURI dapat memotivasi jajaran pemerintah di Kota Tegal.
“Mudah-mudah ini memotivasi juga kawan-kawan di Kota Tegal yang nanti dikomandoi oleh pak Sekda untuk terus bekerjasama. Mungkin tidak hanya dengan muhammadiyah saja untuk mempercepat agar semua anak dapat terskrining sehingga lebih dini terantisipasi,” harap Dadang.
Daryani