Jepara Jateng-Kompas86.ID
Penjabat Bupati Jepara H. Edy Supriyanta menghimbau kepada perangkat daerah dan masyarakat untuk memperkuat mitigasi menghadapi musim penghujan. Mereka diharapkan untuk tidak lengah, terhadap ancaman bencana alam yang datang sewaktu-waktu.
Hal ini disampaikan Pj. BUpati Jepara Edy Supriyanta saat Dialog Interaktif “Bupati Meyapa” di Radio Kartini FM, pada Kamis 30 November 2023. Dalam dialog yang dipandu Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jepara Arif Darmawan, menghadirkan narasumber Plt. Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Anjar Jambore, dan Kepala Pelaksana BPBD Jepara Anjar Jambore Widodo.
“Kami sampaikan kepada seluruh masyarakat untuk tidak lengah. Semua harus waspada,” ugkap Edy Supriyanta.
Berdasarkan hasil Kajian Risiko Bencana Kabupaten Jepara Tahun 2023 – 2027, terdapat 10 jenis bahaya bencana yang ada di Jepara, antara lain banjir, rob, banjir bandang, cuaca ekstrem atau angin puting beliung,tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, gelombang ekstrem dan abrasi, gempa bumi, epidemi atau wabah penyakit. Namun demikian hasil penghitungan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI), tahun 2022 Jepara masuk dalam daerah berkategori “Kelas Risiko Sedang” dengan skor 122,27. Berada di posisi ke-13 di Jawa Tengah.
“Kelas risiko ini lebih baik disbanding tahun 2020, yang masuk dalam kategori, “Kelas Risiko Tinggi” dengan skor 135,11,” kata Edy.
Dari 10 jenis bahaya bencana yang ada di Jepara, terdapat 4 jenis bahaya risiko tinggi dengan kecenderungan kejadian meningkat setiap tahunnya yaitu, banjir, banjir rob, kekeringan, dan tanah longsor.
“Memasuki musim awal penghujan ini perlu mewaspadai bencana hidrometeorologi seperti banjir, angin puting beliung, tanah longsor, dan gelombang ekstrem,” kata dia.
Lebih detail potensi bencana di Jepara yaitu, wilayah selatan di Desa Dorang, Mayong Kidul, Paren, Gedangan, Welahan, Kedungsarimulyo, Batukali, Gerdu, Kaliombo, Tedunan, Sowan Kidul, dan Sowan Lor. Kemudian wilayah tengah di ruas jalan Tegalsambi, Teluk Awur, Semat, banjir perkotaan di wilayah Kota Jepara apabila intensitas hujan sangat tinggi, serta Mlonggo di wilayah Jambu – Karanggondang, dan Bondo. Juga di wilayah utara yaitu Desa Sumberrejo dan Clering.
“Saat ini, kami telah menyiapkan anggaran rutin dan dana darurat untuk percepatan penanganan berupa Dana Belanja Tak Terduga (BTT) dengan SK Tanggap Darurat Bencana jika situasinya diperlukan,” katanya.
“Juga tidak ketinggalan, saya telah instruksikan seluruh Perangkat Daerah untuk melakukan inventarisasi kebutuhan pokok masyarakat Karimunjawa, tak hanya pangan tapi BBM dan LPG. Stok cadangan pangan di Karimunjawa harus terpenuhi selama baratan,” katanya.
Kepala Pelaksana BPBD Jepara Arwin Noor Isdiyanto mengatakan, saat ini sebanyk 23 anggota rescue cepat sudah siap 24 jam. Termasuk dibantu dan kerjasama dengan ormas dengan sekitar 500 personil yang sudah dilatih dan siap diterjunkan.
“Selain itu, Jepara telah memiliki 6 desa Tangguh Bencana yaitu Desa Tempur (Keling), Batukali, Karangrandu, Gerdu (Pecangaan), Bungu (Mayong), dan Damarwulan (Keling). Yang siap, jika sewaktu-waktu terjadi bencana di wilayah tersebut,” kata dia.
(Rud/DiskominfoJepara).