Mamuju.kompas86.id – Peroyek pembangunan Rumah Susun Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Sulawesi Barat (sulbar) yang sumber dananya melalui APBN pada tahun anggaran 2021 menuai sorotan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Tameng Perjuangan Rakyat Anti Korupsi (Tamperak) Sulbat,
Ketua Tamperak Sulbar Amiruddin MJ menilai kerusakan atap yang terjadi di pembangunan rusun BPK sulbar diduga pihak kontraktor PT. Bumi Permata Kendari diduga Tidak secara propesional dalam bekerja.
“Kerusakan atap BPK akibat petensi angin yang sangat kencang, ini tidak bisa menjadi dasar terjadinya kerusakan”, tutur Amir, senin (10/04/23).
Lebihlanjut ia mengatakan bahwa Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pekerjaan rusun BPK dari struktur pekerjaan atap.
Dalam hal ini, mulai dari sisi perencanaan,
Sebelum melakukan pekerjaan termasuk pemasangan rangka atap baja ringan harus berangkat dari perencanaan terlebih dahulu, harus matang agar bisa mengatisipasi hal-hal yang berpotensi menjadi dampak dari peroyek tersebut.
“Rangka atap bisa ambruk sewaktu-waktu bila perencanaannya kurang kompeten atau gambar kerjanya kurang lengkap dan detail. Di sinilah perlu adanya perencanaan yang dibuat dengan baik dan penuh dengan tanggung jawab”, tegasnya.
Bisa juga Kesalahan dalam pelaksanaan pembuatan rangka atap baja ringan menjadi penyebab yang paling banyak dilakukan. Biasanya pelaksanaannya dilakukan tidak sesuai dengan perencanaan. Contohnya yaitu pemasangan dudukan rangka bisa saja miring sehingga mengakibatkan kekuatan tekannya menjadi kurang seimbang. Selain itu, pemasangan rangka yang tidak menyatu pun dapat menimbulkan masalah serupa.
Termasuk lokasi yang Berisiko
merupakan daerah-daerah yang rawan mengalami bencana alam seperti gempa bumi, tanah longsor, dan angin kencang. Rangka atap di lokasi-lokasi ini memang bisa mengalami rubuh apabila terjadi bencana alam, terangnya.
“jadi saya menduga bahwa perencanaan awalnya ini asal-asalan, tidak menyadari betul risiko buruk, sehingga dapat melakukan langkah antisipasi saat melakukan perencanaan. Bila tidak tepat dalam memperkirakannya, jelas rangka atap ini mudah ambruk”, tegasnya.
Lanjutnya, Material yang Tak Berkualitas
Di pasaran memang tersedia begitu banyak produk rangka baja ringan. Bukan hanya satu atau dua produsen saja yang bermain di sektor ini, tetapi ada banyak sekali. Tentu setiap produk ini memiliki kelebihan dan kelemahannya tersendiri. Tingkat kualitasnya pun berbeda-beda untuk setiap produk. Jangan pilih rangka atap baja ringan yang berkualitas murahan karena kekuatannya pasti lemah.
Beberapa poin ini dari segi kulitas dan mutuh pekerjaan ini kita sudah bisa menduga adanya indikasi melawan hukum dan merugikan negara jika tidak sesuai dengan gambar dan perencana pembangunan tersebut.
“Ini termasuk konsultan pengawas dan tim Provisional Hand Over (PHO) tidak bekerja secara maksimal”, tegasnya.
Ia juga menyinggung papan peroyek yang dimana nilai anggaran yang digunakan tidak tertuang didalamnya ini juga melanggar, tidak teransparasi pengunaan anggarannya.
Dalam hal ini ia juga meminta agar Aparat Penegak Hukum (APH) Dan pihak laboratorium untuk menguji material pembangunan rusun BPK Sulbar, pungkasnya.
Namun media ini berupaya minta konfirmasi kepihak pelaksana dari PT.Bumi Permata Kendari selaku pelaksana melalui telpon whatsaPpnya aktif namun sampai saat ini tidak ada jawaban
Berita ini terbit masih dalam pendalam eoleh media ini
(Wahid)