Kompas86.id, Cimahi – Musisi Cimahi dari dulu hanya diminati oleh kalangan tertentu, namun seiring kemajuan jaman musik kini dinikmati dikalangan yang tidak terbatas. Tolak ukur music rupanya menjadi indeks kemajuan perubahan masyarakat. Oleh karena itu, kota cimahi sebagai kota yang memiliki talent dunia bermusik sudah seharusnya dijadikan kota wisata music.
Industri musik di kota cimahi harus naik kelas, mengingat banyak artis cimahi yang sudah Go Nasional, salah satunya adalah group Jamrud yang sudah dikenal nasional, namun sayangnya Jamrud sendiri lebih dikenal asal Kota Bandung di banding Kota Cimahi itu sendiri. Alasannya karena event kebanyakan di Bandung di banding Kota Cimahi.
Bambang Poernomo yang turut hadir sebagai narasumber pada kegiatan Saresehan Musik menyampaikan DPRD saat ini sedang dalam pembahasan anggaran yang erat kaitan dengan kelangsungan para musisi kota cimahi. Bambang juga meminta para musisi untuk duduk bersama Legislatif dan Eksekutif untuk supaya bisa menyediakan wadah sarana dan prasarana bagi musisi kota Cimahi.
Saresehan yang digelar di pendopo DPRD Kota Cimahi banyak menghadirkan narasumber seperti Iwang selaku pemerhati music, Ainul selaku pengusaha serta Nina selaku Kadib Budpar kota Cimahi, yang ketiganya mengakui jika komunitas music cimahi pada bagus-bagus, ini dibuktikan dengan acara yang digelar Iwang selaku pemerhati musik yang banyak diapresiasi orang bandung. Namun sayang musik dicimahi sendiri kurang maksimal, mengingat anggaran yang cukup lumayan besar untuk pelaksanaannya.
Sementara itu Ainul selaku pengusaha yang sekaligus pemerhati musik juga turut berkomentar bahwa musisi cimahi harus duduk bersama secara pentahelik, setelah itu bicara wisata music dikota cimahi, kendati pentahelix sudah berjalan namun kemitraannya harus lebih konfrenhensip lagi. Dan kepala daerah mesti turut mendorongnya agar terwujud. Potensi wisata music dikota cimahi nyaris tiada, dan bila ingin melibatkan pengusaha syaratnya hanya satu yaitu daya tarik. “Jadi harus ada agenda yang pasti dalam setahunnya.”
Kabid Budaya dan Pariwisata Nina yang didamping Asep juga turut hadir sebagai narasumber, dan menyampaikan jika pemkot sudah merencanakan skala pengembangan perencanaan kepariwisataan musik dalam hal ini musisi yang sudah tertuang di perwal. Musisi cimahi sendiri memiliki potensi sebagai pariwisata music untuk kemajuan budaya lokal, dan akan kita jadikan landasan untuk tidak berdiri sendiri, kendati terpaku pada aturan yang ada. Pemkot sendiri akan memberikan sertifikasi musisi dan akan ketat dalam pemberiannya. Terkait anggaran, pemerintah kota cimahi telah menganggarkan 1.3 milyar ditahun ini 2023, dan pelaksanannya tergantung pengajuan pemohon.
Canglie Salah satu peserta Meyakini bahwa para musisi kota cimahi akan menjadi industri music wisata. Namun tumbuhnya para talent harus dibarengi dengan komunitas music. Jadi Jembatan mana agar semua keinginan musisi bisa terlaksana?
Sementara Anton Sugianto mengatakan, Sebenarnya keinginan para musisi sederhana, walau tanpa tempat yang memadai asal mudah untuk membuka kran anggaran untuk di dapatkan?
Sama seperti Anton, Asri yang hadir di Saresehan juga berkomentar bahwa, Seniman jika berhadapan dengan pemkot itu biasanya suka ragu, walau jiwanya bebas dan nyentrik padahal memiliki potensi wisata music yang luar biasa. Sementara mengenai proposal kriterianya apa saja dan berapa bulan kita bisa mendapatkannya?
Disampaikan Teodorik Gultom yang senagai moderator Kesimpulan : Mari kita dapatkan industri music dikota cimahi sebagai ajang wisata, dan para musisi juga diharap untuk terus berkarya hingga Saresehan ini bisa terwujud dan bukan hanya mimpi. Pointnya anggaran tidak menjadi ukuran karena anggaran telah disiapkan oleh pemerintah. Namun kuncinya hanya komunikasi dan duduk bersama. Dan semoga acara ini akan tetap berlanjut, tutupnya (Aw)