KOMPAS86.ID|CIMAHI – Sebagai petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) yang memiliki tugas peyelamatan terhadap jiwa, tentu harus memiliki latihan khusus. Selain SDM yang mumpuni armada pengangkut air menjadi pokok utama yang harus dimiliki.
Damkar kota cimahi saat ini membutuhkan armada baru yang akan digunakan untuk penanganan kebakaran. Pasalnya, unit mobil Damkar yang tersedia saat ini kurang ideal ditengah potensi kebakaran yang meningkat karena kemarau berkepanjangan.
Alhamdulillah untuk tahun ini rencana satu, tinggal nunggu proses penganggaran tahun depan satu plus perbaikan total satu unit,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Damkar pada Satpol PP dan Damkar Kota Cimahi, Aep Mulyana, Kamis (5/10/2023).
Jumlah mobil Damkar yang ada saat ini mencapai 12 unit. Hanya saja tidak semuanya berfungsi. Hanya tiga sampai empat unit yang masih bisa beroperasi. Ada juga tiga unit yang sudah rusak berat. Kondisi itu tentu saja menyulitkan Tim Damkar Kota Cimahi apabila kebakaran terjadi lebih di satu titik dalam waktu bersamaan, sehingga pihaknya kerap meminta bantuan ke daerah lain.
“Yang lainnya banyak kendala, contohnya pulang pemadaman mogok, jadi lebih banyak perbaikan. Untuk saat ini kita lagi darurat unit, makannya kalau diminta pemadaman ke Sarimukti juga kita hanya mengirim orang, tidak unit,” ujar dia.
Aep melanjutkan, jumlah peristiwa kebakaran di Kota Cimahi, Jawa Barat meningkat drastis dibandingkan dua tahun sebelumnya. Kemarau panjang menjadi pemicu utama yang membuat si jago merah lebih mudah melahap objek yang didominasi lahan kosong.
Berdasarkan data Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Cimahi, jumlah kebakaran sepanjang tahun 2021 ada 49 titik. Kemudian tahun 2022 ada 37 titik, dan meningkat drastis tahun 2023. Hingga awal Oktober saja tercatat sudah ada 74 objek yang terbakar.
“Total kebakaran di Kota Cimahi Tahun 2023 74 objek sampai awal Oktober ini. Memang naik drastis dibandingkan tahun lalu,” katanya.
Aep mengatakan, peristiwa kebakaran dimusim kemarau panjang ini didominasi lahan kosong yang mencapai 31 titik. Kemudian pabrik atau gudang sebanyak 15 titik, rumah 12 titik, pasar atau toko 6 titik dan objek lainnya ada 10 titik.
“Kebanyakan memang lahan kosong, ada alang-alang juga yang memang lebih mudah terbakar di musim kemarau ini,” ujar Aep.
Dirinya mengungkapkan, mayoritas penyebab kebakaran lahan kosong yang terjadi dimusim kemarau ini didominasi kelalaian manusia. Seperti dari pembakaran sampah yang ditinggal begitu saja hingga akhirnya memicu terjadinya kebakaran.
“Apalagi sejak sampah gak bisa dibuang ke TPA, aktivitas yang bakar sampah ini lumayan juga. Dibakar sampahnya, tapi tidak bertanggungjawaba karena ditinggalkan,” kata dia (***)