Diskop UKM Jatim Gelar Workshop Sinergitas Penguatan Usaha KUKM Pembuat Lukis Kain

oleh
Bagikan artikel ini

Surabaya |Jatim |Kompas86.ID – Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Timur (Diskop UKM Jatim) bekerja sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Timur menggelar Workshop Sinergitas Penguatan Usaha KUKM Pembuat Produk “Lukis Kain”.

Mengutip laman Diskop UKM Jatim, Selasa (13/8/2024), kegiatan yang berlangsung di Surabaya ini dihadiri oleh 50 peserta UMKM dari wilayah Surabaya. Workshop ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dan kreativitas seni melukis kain agar memiliki daya saing yang tinggi.

Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat menginspirasi peserta untuk berinovasi dan memotivasi mereka untuk terus meningkatkan keahlian dalam menghadapi perubahan. Workshop ini menghadirkan narasumber Siti Nurhidayah dari CV Zahida, Kabupaten Bojonegoro.

Kepala Bidang Produksi dan Rekrukturisasi Usaha Diskop UKM Jatim, Susanti Widyastuti menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kehadiran para peserta. Susanti lalu menegaskan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kreativitas peserta dalam bidang seni lukis kain.

“Bisnis yang besar dimulai dari bisnis yang kecil, bisnis yang sukses dan kuat karena sebuah proses,” ujarnya.

Workshop ini bertujuan menginspirasi serta memotivasi peserta untuk terus belajar dan berinovasi menghadapi tantangan pasar modern. Susanti juga menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi informasi dalam pemasaran produk UKM.

“Medsos sekarang menjadi bagian dari keseharian UKM yang tidak bisa terlepas,” imbuhnya.

Pada kesempatan ini Susanti mengajak para peserta untuk memanfaatkan berbagai fasilitas pelatihan yang disediakan oleh Dinas, seperti pelatihan desain kemasan dan izin edar.

“Kami insya Allah dari Dinas Koperasi akan bersama-sama dengan panjenengan semua ketika perlu pengembangan-pengembangan untuk usahanya”, tambahnya.

Pada sesi selanjutnya, narasumber dari Lembaga Pelatihan Kerja Zahida, Siti Nurhidayah menyampaikan lembaga tersebut menawarkan pelatihan di bidang kerajinan dan seni. Berbagai jenis pelatihan tersedia, termasuk seni lukis kain yang menjadi fokus utama dalam kegiatan kali ini. Lembaga Zahida memiliki instruktur-instruktur yang kompeten dan telah bersertifikasi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Dalam sesi pelatihan, Wanita yang dipanggil Zahida menjelaskan dirinya telah memulai bisnis lukis kain sejak tahun 2007. “Zahida” merupakan merek usaha dan lembaga pelatihan yang ia kembangkan, serta merupakan singkatan dari nama suami-istri, Zaki dan Hidayah. Zahida telah menjadi cerminan kolaborasi yang sukses dan memberikan berkah dalam usaha yang telah berjalan selama lebih dari 16 tahun.

“Seni lukis kain ini telah menjadi bagian dari hidup saya, dan saya melihat peluang besar di dalamnya. Teknik yang kami ajarkan di Zahida bervariasi, mulai dari teknik dasar seperti lukis dua dimensi hingga teknik lanjutan seperti tiga dimensi dan cat cair. Setiap teknik memiliki karakteristik yang unik dan memberikan tantangan tersendiri bagi para pengrajin,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Siti Nurhidayah menguraikan beberapa teknik dasar dan lanjutan dalam seni lukis kain.

“Teknik dua dimensi, misalnya, menggunakan cat yang menempel di atas kain, menciptakan efek yang berbeda dibandingkan dengan teknik tiga dimensi, cat diaplikasikan dengan cara yang memungkinkan motifnya menonjol dari kain. Adapun teknik cat cair memerlukan jenis kain tertentu yang mampu menyerap cat dengan baik,” jelasnya.

Ia menekankan seni lukis kain memiliki potensi bisnis yang sangat menjanjikan, asalkan pelakunya konsisten dalam promosi dan pengembangan keterampilan.

“Meskipun batik sudah sangat populer, lukis kain memiliki daya tarik tersendiri. Tidak banyak saingan di bidang ini, sehingga peluang untuk sukses sangat besar,” kata Siti Nurhidayah.

Beberapa hasil karya Zahida telah dikenakan oleh tokoh-tokoh terkenal, seperti Dewi Persik, serta pejabat tinggi negara seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno. “Kami sangat bangga bisa berkontribusi dalam memperkenalkan seni lukis kain ini kepada masyarakat luas, termasuk para pejabat negara”, tambah Siti Nurhidayah mengenai prestasi yang telah diraihnya.

Zahida juga dikenal sebagai lembaga yang inklusif, dengan mempekerjakan 25 pengrajin, termasuk penyandang disabilitas, yang awalnya tidak memiliki keterampilan khusus.

“Di lembaga kami, siapa saja dapat belajar dan berkembang, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan. Kami percaya bahwa dengan kemauan dan tekad yang kuat, setiap orang dapat menguasai seni lukis kain,” ujar Siti Nurhidayah.

Pelatihan yang diadakan oleh Zahida tidak hanya melatih peserta untuk memproduksi karya seni yang berkualitas, namun juga membuka peluang besar untuk memulai bisnis di bidang ini.

“Kami selalu mendorong peserta untuk terus berkreasi dan berinovasi. Kunci sukses di bidang ini adalah fokus, konsistensi, dan keberanian untuk mempromosikan karya mereka kepada dunia”, sambung Siti Nurhidayah menyampaikan kiat dan tipsnya meraih kesuksesan.

Pada akhir sesi pelatihan, peserta diminta untuk segera memulai praktik dengan menggunakan bahan-bahan yang telah disediakan oleh tim Zahida, sebagai langkah awal dalam mengembangkan keterampilan mereka di bidang seni lukis kain.

“Saya berharap, pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga inspirasi bagi setiap peserta untuk terus berkarya dan meraih sukses di industri seni lukis kain,” pungkas Siti Nurhidayah. YL