Kompas86.id, – SIGLI – Hujan mengguyur Pidie menyebabkan aliran Krueng Baro mengganas, sehingga tanah pada satu pondasi sebagai penopang jembatan rangka baja di Gampong Dijiem, Kecamatan Keumala, telah terkikis.
Saat ini, posisi jembatan sepanjang 180 meter di Kecamatan Keumala, Pidie, yang dibangun pakai APBA Rp 16 miliar itu mulai miring.
Jika tidak ditangani segera, maka dikhawatirkan jembatan rangka baja itu akan ambruk.
Polisi telah memasang police line di jembatan tersebut, sehingga warga yang melintas di jembatan itu harus hati-hati.
“Kita telah melaporkan berulangkali pada dinas terkait agar menangani pondasi jembatan yang telah terkikis,” kata Camat Keumala, Nurjannah, kepada kompas86.id, Sabtu (18/2/2023).
Ia menjelaskan, jembatan itu dibangun dengan dana Rp 16 miliar harus ditangani secepat mungkin, sebab bagian tanah pada pondasi semakin parah terkikis air.
Selain itu, sisa bagian tanah yang menahan pondasi hanya yang melekat pada pondasi.
Kata Nurjannah, jembatan rangka baja itu menghubungkan Kecamatan Keumala dengan Sakti.
Selain itu, jembatan ini juga kerap digunakan sebagai sarana penyeberangan bagi tani mengangkut hasil pertanian.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Kadin Aceh Bidang Industri, Ir Zakaria Agani, mengungkapkan, aktivitas galian c di aliran Sungai Keumala harus ditertibkan.
Ia menyebutkan, pengambilan galian c merusak lingkungan, yang sungai cepat rusak dan penyerapan air tidak terjadi lagi.
“Saya melihat sendiri aktivitaa galian c. Malahan aktivitas galian c dekat dengan jembatan rangka baja 180 meter. Kita khawatir jembatan itu akan terancam ambruk, karena sruktur tanah tidak kuat,” jelasnya. (amin)