Pasar Modern Cita Akan Difungsikan, Haji Tito : Pedagang Tolak Sewa Yang Memberatkan

oleh
Bagikan artikel ini

 

Bitung(Sulut)Kompas86.id
Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Kota Bitung mengharapkan pemerintah dan Perumda Pasar Bitung mempertimbangkan dengan baik penetapan harga sewa kios dan lapak dipasar Modern Cita Pusat kota. Menurut APPSI, sebaiknya penetapan nilai sewa merujuk pada semangat pembangunan pasar modern cita tersebut, yaitu skema bantuan pinjaman pemerintah Pusat untuk daerah, dalam upaya Pemulihan Ekonomi Nasional – PEN, pasca pandemi Covid 19.

Wakil Ketua DPD APPSI Bitung Haji Rinto Pakaya, mengatakan, sejak awal APPSI mendukung kebijakan pemerintah untuk membangun pasar baru dikawasan pasar cita. Mulai dari pelaksanaan pendataan pedagang, kegiatan relokasi dan pengawasan wilayah relokasi pedagang. Menurut, Tokoh Pedagang yang dikenal dengan Panggilan Haji Tito ini, mengakui bahwa pemerintah juga dalam berbagai koordinasi sering dilakukan bersama APPSI untuk mewujudkan kawasan pusat kota yang baik dan berkualitas. Karena itu, Haji Tito kepada Pemerintah dan Perumda mengharapkan menetapkan tarif sewa yang baik untuk pedagang. Apalagi situasi sekarang lagi sulit dalam berdagang.

” sejak awal kami sangat mendukung program pemerintah. Dalam beberapa kali pertemuan bersama pemerintah juga sudah disampaikan, bahwa APPSI bersama pemerintah. Jadi saya secara pribadi dan organisasi meminta tarif sewa jangan menyusahkan pedagang” Tegas Haji Tito, yang mengaku iba dengan nasib pedagang diwilayah relokasi.

Pada bagian lain, Haji Tito juga mengharapkan kepada Perumda Pasar sebagai pengelola, agar membangun mekanisme yang baik dalam mengembalikan pedagang kewilayah pasar baru. Mekanisme itu, menjamin agar seluruh pedagang yang keluar diwilayah relokasi, juga bisa masuk seluruhnya le pasar modern.

” Saya juga dalam koordinasi bersama Sekretaris Daerah Bapak Rudi Theno, sudah menyampaikan agar seluruh pedagang yang direlokasi masuk semua. Dan waktu itu, sekda menjanjikannya kepada kami APPSI “, Ujar Haji Tito sembari menyakinkan bahwa di Komisariat APPSI Pasar Cita juga memiliki data pedagang yang direlokasi.

Menurut Haji Tito data pedagang Cita yang terangkum ada 198 pedagang, yang terbagi pada berbagai kategori. Semoga semua kategori dagangan akan terangkum. Dia merasa khawatir, jika Harga sewa memberatkan dan pedagang tidak terakomodir seluruh, akan mendorong perlawanan dari para pedagang yang merasa tidak adil.

” Mari sama-sama mendoronh, agar tidak ada tindakan2 provokatif yang kemudian program pasar baru ini dilawan pedagang. Sebab, Kami juga sudah mendengar banyak informasi berkembang, bahwa mekanisme sewa akan dihitung per meter, dan ada akumulasi bayaran pedagang mencapai ratusan ribu rupiah per hari. Semoga tidak demikian”.. Tambah Haji Rinto Pakaya.

Sementara itu, diwilayah relokasi, sesuai pantauan media banyak pedagang mulai mengeluh. Dikawasan relokasi kanopi pedagang berinisial YA yang enggan namanya disebutkan, mengaku akan menolak jika sewa sangat memberatkan.

” so mo mampus le direlokasi, kong maso kasana pe mahal, mati jo dank torang pedagang “…. Ungkapnya..

Ketika dikonfirmasi sosialisasi dari Perumda, YA yang berjualan souvenir mengaku belum ada tanda-tanda dari pengelola. Terutama menyangkut sosialisasi mekanisme dan prosedur masuk ke pasar baru. Namun Dia sebagai pedagang berharap, APPSI membantu berjuang bersama pedagang. (RU)